Chapter 34

33 1 50
                                    

haii . . .
langsung update nich
happy reading semua^^





hujan deras turun mengiringi perjalanan Jungkook dan Taehyung membawa Jimin ke rumah sakit,
Jungkook yang menyetir dan penjaga dengan senang hati menjadi penunjuk arah menuju rumah sakit, duduk disebelah Jungkook yang menyetir dengan gemetar, tangannya terus-terusan gemetar, kakinya tak bisa diam, badannya terus menoleh memastikan keadaan hyungnya,
sementara Taehyung duduk dibelakang memeluk Jimin erat dan terus mengelap mulut Jimin yang mengeluarkan busa.

udara sore itu sangat dingin, sedingin perasaan mereka masing-masing, suhu dinginnya memaksa masuk ke dalam mobil menyelimuti hati dan tubuh juga pikiran yang sempat berhenti.

mereka sampai di rumah sakit dengan cepat, meminta tolong bantuan para petugas kesehatan yang sedang berjaga, dengan cekatan mereka membawa Jimin menuju UGD.

Jungkook terus-terusan menekan nadi Jimin selama perjalanan menuju UGD, untuk memastikan Jimin tetap di sini.

Jimin masuk ke ruangan dingin itu bersama para dokter dan perawat, sedang Jungkook, Taehyung dan penjaga tertahan di luar ruangan tak bernyawa itu.

Jungkook hanya mematung saat salah satu perawat menahan tubuhnya untuk tak masuk ke dalam ruangan, ia mengepal tangannya kuat dan menghantam tembok sekitar tempat itu keras membuat Taehyung kaget dan mundur beberapa langkah dari Jungkook.

menyadari keadaan yang terjadi, Taehyung menghampiri Jungkook dan memeluknya lama.

air matanya pecah saat dipelukan Taehyung, ia bahkan tak merasakan sakitnya tangan yang sudah berdarah karena menghantam tembok barusan, dan detik itu juga Jungkook menyumpah gadis yang sangat di cintai nya, detik itu juga untuk pertama kalinya dia sangat membenci seseorang bernama Paramitha yang selama ini menjadi primadona hatinya.

Jungkook tak bisa memaafkan dirinya, dia terus menerus menyalahkan dirinya, baginya dirinya lah yang sudah membuat semua ini terjadi, karena keegoisan nya semua ini terjadi, dia terus-terusan menyumpahi dirinya.

"aku sangat membencinya hyung" ucap Jungkook masih dalam pelukan Taehyung dengan tangisnya yang tak kunjung berhenti, Taehyung hanya mengangguk menepuk punggung Jungkook lembut.




matahari mulai tenggelam, membuat udara semakin dingin bahkan kabut turun membuat kota terlihat sedikit gelap karena terhalang kabut yang berjalan mondar-mandir memenuhi isi kota,
namun dinginnya kota malam itu tak sedikitpun membuat Jungkook melangkah dari tempatnya berdiri, sudah sejak sore tadi dia terus-terusan berdiri di balik pintu bertuliskan UGD itu, dia bahkan menolak luka pada tangannya untuk diobati.

Taehyung duduk di tempat tunggu tepat dibelakang punggung Jungkook, terkadang menggenggam erat jaket yang digunakannya akibat udara malam yang semakin menusuk, Taehyung terus berdoa dalam diam, tak henti-hentinya dia meminta Tuhan menyelamatkan kue mochi kesayangannya itu, penjaga sudah pulang 15 menit setelah Jimin masuk UGD karena ingin membersihkan kamar Jimin yang sangat-sangat berantakan.

sudah beberapa jam semenjak Jimin memasuki ruangan dingin itu namun tak satupun salah satu petugas kesehatan tadi keluar dari ruangan itu.

akhirnya pintu berdecit menandakan seseorang keluar dari ruangan itu, membuat Jungkook mendongak, dokter yang merawat Jimin terlihat sangat kelelahan, sepertinya beliau benar-benar berjuang untuk nyawa Jimin, dokter menepuk pundak Jungkook dan berbicara beberapa kata pada Jungkook membuat kedua kaki Jungkook sangat lemas hampir tak mampu lagi berdiri, dia berterima kasih pada dokter, Jungkook berlutut seketika saat dokter sudah melaluinya membuat Taehyung sedikit kebingungan.

Taehyung berdiri dan berlari kecil menghampiri Jungkook yang sudah berlutut dan mengusap-usap wajahnya dengan air matanya yang masih mengalir.

Taehyung ikut berlutut menyamai tinggi Jungkook, menepuk pundak Jungkook minta penjelasan, Jungkook menatap Taehyung dan memeluk Taehyung erat.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang