"Aku ingin tahu seberapa gilanya seorang Malfoy menculik putri Woods. Aku yakin kau harus sangat gila untuk melakukannya, benarkan, Mr Malfoy?"
Draco mendengus, berjalan dengan angkuh mengitari kursi tempat Callista Woods diikat. "Yah, sudah sangat...
Yaampun, vibe Draco Malfoy kenapa seram sekali wee. Mantap sii.
Terima kasih banyak semuanya. Terima kasih😭
Terima kasih😭
~∅~
Di tengah malam yang senyap dengan suasana yang mencekam, dua anak manusia tidur saling mendekap dibalik dinding tua penuh sihir di Hogwarts.
Satu dari mereka terlihat nyaman satu yang lainnya tampak gelisah. Wajahnya mengkerut dan berkeringat. Dia tampak berantakan dan kacau.
Detik pertama, ia masih belum bisa membuka mata tapi tubuhnya mulai bereaksi.
Detik kedua tubuhnya menegang dan keringat yang keluar semakin banyak.
Detik ketiga seseorang yang dipeluknya terbangun karena seperti merasakan sengatan tidak mengenakkan dari sebelanya.
Detik berikutnya yang terbangun itu mengguncang tubuh kekasihnya yanh menegang dan hampir kejang.
"NO!"
"Shh shhh shhh, easy"
Draco bernafas pendek pendek dengan cepat. Ia terkejut dengan mimpi mengerikan yang baru saja datang. Tidak biasanya tapi mimpi itu datang lagi.
Dengan frustasi, Draco berusaha menutup wajahnya. Ia sedang menenangkan diri.
"Ada apa Draco?" Cassy khawatir tentu saja. Gadis itu memeluk Draco sambil mengusap punggunnya dengan hati-hati.
Draco menerima pelukkan kekasihnya dan membairkan gadis itu mengusap punggungnya. Saat ini ia masih tidak ingin membicarakan apapun, ia butuh kenyamanan. Hanya itu sampai kemudian ia tertidur.
* *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hogwarts menyambut pagi, setelah hujan yang sampai menggenang hari kemarin. Sekarang salju turun. Memang aneh, tidak biasanya.
Cassy mengernyit saat sampai didepan pintu aula. Ia merasa mungkin atmosfer sedang dalam keadaan yang tidak stabil. Sebab secara ilmiah, salju dapat terbentuk apabila uap air yang terangkat mencapai titik beku tertentu yang mampu merubah butiran air menjadi butiran es.
Tapi kemudian Cassy hanya menggeleng. Ia hendak menyusul teman-temannya yang sudah pergi. Sampai seseorang menarik tangannya.
