Aku tydak tahan untuk tydak update. Ayo kita mulai hari dengan ngebucinin Draco Malfoy. Ew🤣
Typo everywhere.
Setelah ini tolong baca author note ya. Ada sesuatu yang penting.
시작합니다
~∅~
Draco tidak bisa benar-benar tidur malam itu. Mungkin dia memang memejam dan memeluk kekasihnya dengan hangat dan nyaman. Tapi ada sesuatu. Sesuatu yang membuatmya merasa resah dan gelisah.
Malam itu purnama. Dan ia tahu benar ada mahluk yang mungkin sedang bertransformasi. Draco tidak ingin mencari tahu tentang bagaimana mereka melakukannya, ia hanya sedang tidak tenang saja.
Jantungnya berdebar-debar tanpa sebab. Bahkan dadanya juga sakit, seperti ditekan atau malah ditikam dengan benda tumpul.
Alhasil, ia membuka mata dan menemukan Cassy sedang memeluknya. Bersebunyi didadanya mencari kehangatan disana. Untuk sekilas, Draco senang dan merasa dirinya juga gila.
Bukan rahasia lagi kalau ia membenci Cassy, bahkan saat hari seleksi asrama. Itu konyol, ia hanya benci saja melihatnya. Bahkan melihat gadis itu berkedip saja sudah benci.
Sesekali, Draco menjahilinya, sering sampai membuat menangis sebenarnya. Sangat sering. Dan semua yang ia lakukan benar-benar tanpa alasan. Hanya ingin melakukan saja, spontanitas. Semata-mata hanya ingin menjadi sesuatu yang gadis itu ingat.
Lalu semuanya mulai menjadi semakin parah. Setidaknya sampai ia melihat Cassy menangis tersedu-sedu, tepat dibalik dinding di Kamar Kebutuhan. Entah kenapa, sore itu, setelah jalan-jalan, Draco seperti sangat ngidam ingin kesana. Entah mau melakukan apa, hanya ingin kesana saja. Dan begitu ia melewati kamar itu, pintunya timbul secara ajaib dan terbuka.
Draco masuk, matanya menyisir ruangan melihat barang-barang aneh yang tersembunyi disana. Sangat banyak, menumpuk dan berdebu. Kakinya terus melangkah sampai tiba disebuah tempat. Entah sihir apa yang ada di kamar itu, ia menemukan seperti lorong buntu yang tertutup kain biru tua. Ada cahaya disana, dan ia segera menyibaknya.
Dan dari mata abunya, ia melihat bagaimana gadis yang biasanya diam dan pasrah saat dijahilinya, menangis. Sangat berantakan dan menyedihkan.
"Kau cengeng juga ternyata" ujarnya. Draco mendekat meskipun tidak menerima jawaban sama sekali.
Cassy tidak dengar, dan dia terkejut karena merasakan sofa yang didudukinya sedikit terguncang. Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah Draco didepannya.
"Kau ---jelek sekali" ujarnya.
Cassy masih tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. Dia masih berusaha mencerna keadaanya yng kacau dengan Draco yang tiba-tiba muncul dan menyunggingkan senyum miring didepannya.
Lalu tindakan Draco selanjutnya membuat darah ditubuh Cassy seolah berhenti mengalir. Pria itu memeluknya. Membiarkan seragam Slytherinnya basah oleh air mata dan terkotori dengan ingusnya.
"Aku mungkin sangat suka membuatmu menangis, tapi melihatmu menyedihkan begini... rasanya sangat berbeda" jedanya. Draco mengusap rambut Cassy yang lepek dan mengangkat wajah gadis itu. "Rasanya aku ingin melindungimu" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE | ft. Hogwarts Student
Romance"Aku ingin tahu seberapa gilanya seorang Malfoy menculik putri Woods. Aku yakin kau harus sangat gila untuk melakukannya, benarkan, Mr Malfoy?" Draco mendengus, berjalan dengan angkuh mengitari kursi tempat Callista Woods diikat. "Yah, sudah sangat...