~∅~
One Week Letter
Tidak terasa sudah hampir seminggu sejak kejadian demi kejadian janggal berlalu.
Tentang Cassy, tentang Draco, tentang Harry dan tentang semua hal yang membuat mereka berpusat pada satu titik bernama masalah.
Tidak selalu ketiganya memang tapi dua diantaranya dan diikuti yang lain. Seperti contohnya saat kembali ke Hogwarts di tahun kelimanya.
Harry yang diundang Cassy mendekat dan Malfoy yang datang-datang meremehkan.
Sekarang lihat siapa yang sedang kalang kabut. Karena kejadian menabrak Jimmy yang tidak sengaja dan bersembunyi dibalik badan tegap Cedric, Draco merasa tidak terima karena mereka terlihat sama sekali tanpa beban saat bersama si Gryffindor itu.
Sedangkan untuk dirinya, mau berbicara saja harus sembunyi-sembunyi. Tidak adil memang, tapi begitulah hidup.
Setelah pengumuman menyebalkan dikumandangkan saat sarapan tadi, Cassy jadi sedikit kewalahan karena harus mengejar semua pelajaran yang ia ambil. Sebentar lagi ujian dan gadis itu sama sekali tidak siap.
Cassy panik karena semester ini dia sama sekali tidak fokus. Hidupnya mulai berpusat pada Harry dan Draco. Yang sebenarnya dari dalam hati, gadis itu menginginkan Cedric. Cedric Diggory, si tampan dari Hafflepuff.
Semua orang mengakui pria itu tampan dan sangat Hafflepuff. Dia cerdas, jujur, bertanggung jawab dan sangat baik. Dia punya banyak teman di asramanya, dan Cassy tidak diberi kesempatan mengambil sepace dalam hatinya. Dengan alasan Cho Chang disana, Cassy sangat tidak terima dengan itu. Tapi mau bagaimana lagi, hati tidak bisa dipaksakan.
Bayangkan, kau adalah teman pertamanya. Orang yang selalu berusaha ada untuknya, menjadi pelipur lara bahkan pelampiasan hanya menatap dari kejauhan saat yang disayang malah berkencan dengan orang lain. Rasanya sakit, kan?
Di balik pohon yang dikelilingi tanaman lebat. Disela ranting yang menjuntai kebawah, Cassy melihat bagaimana pria yang di kaguminya sejak dulu mengecup gadis lain. Itu harusnya tidak jadi masalah mengingat mereka adalah sepasang kekasih. Masalah hanya ada dalam hati Cassy.
Gadis itu menghela nafas, membuangnya perlahan sambil berusaha menahan dirinya.
"Masih tidak terima dengan hubungan mereka, Woods?"
Cassy terkejut dan menoleh kesamping.
Ada Hermione yang sedang memeluk buku tebal didadanya. Gadis itu tampak lebih ramah dari sebelumnya. Ada apa ini?
"Listen, kita tidak seharusnya seperti ini kan Cassy?" Hermione merendahkan suaranya. Ia duduk disebelah Cassy sambil memangku buku besar yang sedang dibacanya.
"Kita berteman sangat baik dulu. Aku, kau, Harry dan Ron. Ingat kan?" gadis itu kembali bertanya.
"Ya, sebelum kau membohongiku. Aku tidak percaya kau selicik itu untuk menarik perhatian si otak gergaji dari Bulgaria. Menggelikan" sinisnya. Cassy hendak bangkit tapi Hermoine menahannya.
"Itu salah paham Casse, kau ingat kan kalau--"
"Kita membuat perjanjian damai apapun yang dipilih pria itu" Cassy memotong kalimat Hermione, "Iya itu benar, sebelum kau menggunakan mantra pemikat. Kau sungguh -- menjijikan Granger"
"Itu tidak benar, kau sangat mengenalku lebih dari siapapun, tidak percaya?"
Cassy menatap datar. "Baiklah, kita harus ke Pevensieve supaya kau dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi hari itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE | ft. Hogwarts Student
Romance"Aku ingin tahu seberapa gilanya seorang Malfoy menculik putri Woods. Aku yakin kau harus sangat gila untuk melakukannya, benarkan, Mr Malfoy?" Draco mendengus, berjalan dengan angkuh mengitari kursi tempat Callista Woods diikat. "Yah, sudah sangat...