4. The Begining

1.4K 149 37
                                    

~∅~

     Cassy meninggalkan Viola di meja panjang Slytherin sendirian. Kaki gadis itu melangkah panjang-panjang berusaha mencegah Harry menghampirinya lebih awal. Dia tidak ingin terjadi keributan disini. Setidaknya sekarang, disaat dia tidak tahu apa yang salah dengannya.

     Cassy sampai pada bahu Harry, dia mendorongnya dan membawa lelaki itu keluar dari ruangan besar yang mulai ramai. Cassy jelas heran kenapa anak itu bereaksi berlebihan, bukankah dia tahu kalau Cassy memang berteman dengan Viola.  Lalu apa masalahnya sekarang.

     Mereka sampai didepan pintu besar aula sekolah -tempat dimana irang-irang belajar dan ujian- dan Cassy sudah gatal ingin bertanya.

     "Kau kenapa?" Cassy bersuara tidak sabar untuk mengintrogasi.

     "Tidak ada, hanya--" Harry berbalik lalu berlari menghindar "Hanya ingin mengganggumu saja Cassy!!" teriaknya. Harry tertawa dalam langkah panjngnya berlari menjauh.

     Untuk sedetik yang berlalu, Cassy tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi begitu gelak Harry mengudata dan menyakiti telingannya, gadis itu langsung paham dengan situasi yang sedang terjadi. Dasar si brengsekm

     "HARRY!!" teriakan Cassy menggelegar menggetarkan dinding batu Hogwarts yang sudah tua dan berlumut, Cassy melepas jubah dan melempar kearah Cedric yang kebetulan melintas, Cassy berlari mengejar Harry dibelakang. Wajah gadis itu merah, dia marah tapi tidak benar-benar marah. Ia akan memberi pelajaran pada Harry setelah ini, lihat saja.

     Langkah Cassy lebar-lebar, berkat kaki jenjangnya yang langsing, Cassy tidak kesulitan untuk mengejar Harry yang sudah keluar dari koridor. Dan berlari kearah barat menuju menara barat.

     Diepan sana Harry menoleh sesekali untuk memastikan Cassy tetap tertinggal dibelakang. Harry menyeringai saat melihat wajah Cassy sudah tidak lagi bingung seperti tadi tapi merah padam menahan marah. Harry tertawa senang dalam langkahnya.

     Mempermainkan Cassy kadang menyenangkan tapi juga kadang menyebalkan. Harry bisa saja langsung didiamkan berminggu-minggu atau bahkan dikunci dengan mantra bisu tiap kali mencoba membuka percakapan debgannya. Dan itu sungguh mengerikan saat Cassy memngajukkan syarat damai.

     Gadis itu baru bisa tenang kalau Harry mau dijadikan kelinci percobaan untuk dipolesnya sedemikian rupa sebagai syarat perdamaian. Iya make up, Cassy sangat menyukainya.

     Harry menoleh sekali lagi dan menemukan Cassy terengah, gadis itu terlihat kelelahan. Harry tertawa, kamudian mengerem. Ia beediri ditempatnya berjarak sekitar 15 meter dari Cassy yang berusaha berjalan mendekat.

     "Kau kelelahan?" tanyanya retoris. Harry memunculkan kursi dengan ajaib dibelakang Cassy. "Kau mungkin membutuhkannya"

     "Tentu saja" Cassy menyeringai dan berlari secepat yang kakinya mampu secara tiba-tiba dan mencekik Harry dengan lengannya. "Kena kau"

    "Hey, aku kehabisan nafas" berontaknya. Lelaki itu berusaha melepaskan diri, dan membopong Cassy dibahunya.

     "Turunkan aku!!" kini Cassy yang memberontak.  Dia dipanggul dibahu, benar-benar seperti kantung beras yang berharga satu galeon.

     Harry mengacuhkannya dan tetap membopong gadis itu sama sekali tidak merasa keberatan. Dia berbalik dan membawa Cassy keluar dari kastil.

     "Harry turunkan aku"

     "Diam Cassy, aku sedang menculikmu tahu"  katanya.

     "Tidak ada culik gmyabg mengaku culi bodoh"

CHOICE | ft. Hogwarts StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang