Hai, aku kembali nih.
Ini rada hard ya. Mohon bijak dalam memilih bacaan.
Update selanjutnya habis lebaran ya😚
Happy reading
~∅~
Malam itu, udara terasa lebih hangat sekalipun salju masih turun di luar.
Didalam sebuah ruangan dibawah tanah. Cassy dan Draco baru saja masuk. Pria itu mendorong pintu supaya tertutup dan seperti biasa juga menguncinya.
Perlahan, Draco menurunkan Cassy diatas meja dekat perapian. Ia memandanginya, lalu tangannya terulur untuk merapikan rambut gadis it yang berantakan.
"Kau ingin mengatakan sesuatu, Draco?"
Pria itu menggeleng singkat lalu menarik wajah Cassy mendekat. Ia menggesekkan hidungnya pada hidung Cassy sampai beberapa kali. Lalu menyatukan dahi mereka.
"Ada apa?" tanya Cassy sekali lagi.
"Tidak ada."
Cassy merasa ada yang janggal. Ia merasa Draco sedang gelisah, mungkin sesuatu telah terjadi. Tapi Draco belum atau tidak ingin menceritakannya.
Draco mencoba tersenyum saat kepalanya menjauh. Ia berusaha terlihat sebiasa mungkin didepan Cassy tapi sebenarnya percuma.
"Tidak apa, aku tahu mungkin kau telah mengalami sesuatu. Aku takan bertanya sampai kau menceritakannya sendiri. Jangan khawatir" ujarnya. Cassy menarik Draco mendekat dan memeluknya.
Draco mungkin terlihat kejam dan menyebalkan. Tapi bagi Cassy, Draco hanya berusaha mempertahankan diri. Sejauh ini Draco tidak menunjukkan apapun kecuali rasa cintanya pada Cassy.
Pria itu manis sekali sebenarnya, hanya saja ia enggan melakukannya. Ia lebih memilih diam dan mendekati perlahan dibandingkan berkoar dan melakukannya dengan agresif. Draco hanya ingin menunjukkan ketulusannya.
"Cassy"
"Hmm"
"Kau percaya padaku, kan?"
"Tentu saja"
"Baiklah"
Cassy menarik kepala Draco dan mengecup dahi pria itu. "Aku selalu percaya padamu"
Draco mengangguk dan tersenyum senang. Entah hanya Cassy yang merasa, tapi Draco terlihat berbeda saat tersenyum.
"Kau tampan juga"
Kali ini Draco tertawa, "Aku memang tampan"
"Astaga, tidak jadi deh"
Keduanya tertawa bersama. Entah apa yang sedang ditertawakan tapi saat kemudian terdiam. Keduanya malah jadi canggung, entah kenapa.
Tangan Draco kembali terulur. Mengusap pipi Cassy dengan lembut lalu berhenti di bibirnya. Jempol Draco mengusap bibir itu, ia baru tahu kalau bibir Cassy sangat lembut.
Perlahan, tangannya mulai turun ke leher. Lalu turun lagi sampai ke dada. Mata Draco menatap Cassy seolah sedang meminta izin. Dan sepertinya Cassy memberi lampu hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE | ft. Hogwarts Student
Roman d'amour"Aku ingin tahu seberapa gilanya seorang Malfoy menculik putri Woods. Aku yakin kau harus sangat gila untuk melakukannya, benarkan, Mr Malfoy?" Draco mendengus, berjalan dengan angkuh mengitari kursi tempat Callista Woods diikat. "Yah, sudah sangat...