3. Malfoys

1.8K 165 18
                                    

~∅~

Katakan Cassy mulai gila. Malfoy muda ini hanya memberinya sebuah senyum dan jantungnya sudah terguncang berlebiban. Gadis itu menatap Draco tajam untuk menutupi kegugupannya, tetapi meskipun begitu -- Cassy tahu bahwa dirinya sudah kalah telak.

Tubuhnya yang tadi sedikit condong kini sudah tegap dan kaku, punggungnya tegang.

Cassy menyadari ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Dia harus segera pergi untuk menyadarkan dirinya dam sebelum sesuatu yang lain terjadi, seuatu yang lebih buruk.

Merapikan buku dan perkamen panjang yang tercecer hanya membutuhkan waktu kurang dari semenit dengan sihir -- dan semuanya beres. Kakinya kaku tegang dan dipaksa meninggalkan ruangan panjang penuh buku, bahkan sampai berlari. Cassy benar-benar harus pergi

- - -

Hari-hari berjalan normal seperti biasanya, seharusnya. Kalau saja Cassy tidak bertemu Draco di perpustakaan sore itu, mungkin dirinya sudah hampir menyelesaikan ramuannya. Sayang seribu sayang, semesta ingin bermain-main sepertinya.

Di siang yang terik dengan langkah terburu-buru, Cassy berjalan membelah massa menyusuri lorong dan saking cerobohnya, dia sampai menabrak pintu kelas dan tersungkur dengan buku dan perkamen yang berserakan. Semua orang tertawa kecuali Harry dan satu manusia disudut ruangan yang menatap datar tidak minat. Cassy sempat tidak sengaja melihatnya, dan lelaki itu merebahkan kembali kepalanya.

Melihat itu entah bagaimana, sesuatu dalam dirinya seperti meronta tidak suka, tidak terima. Bagaimana bisa, setelah senyum lembut sore itu -- astaga, Cassy pasti sudah gila.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha menyadarkan dirinya, dan kemudian merapikan barang-barangnya. Dia duduk disebelah seorang siswi Slytherin, Viola Brown -teman dekatnya-.

"Kok telat?" bisik Viola sambil membantu Cassy merapikan perlengkapannya.

"Tidak tahu" balasnya. Gadis itu mulai duduk tenang dan memperhatikan.

"Aku tahu kau bodoh, tapi tolong, jangan ceroboh"

"Iya iya, sekarang diam. Aku butuh konsentrasi" cicitnya.

Keduanya kembali tenang seiring berjalannya waktu. Memperhatikan Profesor Lupin yang sedang menjelaskan didepan dengan seksama mengingat pelajaran ini sangat penting, pertahanan terhadap ilmu hitam. Dan kebetulan Gryffindor disatukan dengan Slytherin disini. Jadi begitulah mengapa Cassy bisa duduk dengan Viola, dan tadi tanpa sengaja menatap Malfoy.

Bicara soal Malfoy muda atau Draco Malfoy, Cassy tidak sadar telah melirik lelaki itu beberapa kali dalam beberapa kesempatan seperti saat Profesor Lupin menunjuk Felix untuk menjawab pertanyaannya dan saat menerima burung kertas Harry yang terlempar kearahnya. Sampai saat sekali lagi mencuri pandang dan Draco sedang menatapnya datar.

Cassy jelas gelagapan. Dan dia berusaha sebisa mungkin terlihat sibuk sampai kelas selesai.

Tidak terasa, dua jam sudah berlalu lalu denting jam mengejutkan seisi ruangan, menandakan kelas akhirnya selesai. Cassy sepertinya sedang tidak terlalu bersemangat, entah kenapa. Tiba-tiba saja hatinya terasa ngilu saat Draco melewatinya tanpa menoleh sama sekali.

"Kenapa lagi?"

Cassy menoleh dan menatap Viola, gadis itu menggeleng. "Masuk angin sepertinya" ucapnya asal.

Gadis itu hendak keluar tapi dicegah Profesor Lupin. Cassy menghela nafas saat lelaki muda dengan tubuh menjulang tinggi dan kepala botak depan itu mengatakan kalau dirinya mendapat detensi gara-gara telat masuk hampir 20 menit. Dan jelas mengurangi palong tidak 5 poin dari Gryffindor.

CHOICE | ft. Hogwarts StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang