Haii😄
Aku apdet nih.
Gada apa-apa sih. Cuma pengen apdet aja. Soalnya aku kayaknya bakal sibuk mulai minggu ini. Jadi ku apdet sekarang takutnya hari jumat atau sabtu gabisa apdet.Btw terima kasih buat yang berkenan mampir bahkan sampai bayar parkir.
Sejauh ini aku minta maaf karena rasa-rasanya kok ya kagak ngefeel. Tapi yaudah lah yaa. Baca aja, komen juga boleh.
Happy reading.
~∅~
Tidak ada yang tahu bagaimana hidup akan berjalan. Kita tidak bisa mengaturnya sesuka kita. Kita harus menjalaninya, bukan hanya, karena pada dasarnya hidup merupakan suatu perjuangan yang berat.
Hidup yang kamu jalani hari ini adalah buah janji antara kamu dan Tuhan dalam percakapan terhapus yang diyakini ada nyatanya.
Ketika pagi akhirnya kembali dan kegiatan berjalan sebagai mana mestinya. Dalam setiap hari dalam hidup yang kamu jalani, akan ada satu momen dalam rentang realitas waktu yang panjang itu dimana kekesalan terasa seperti menyelimuti seisi hati.
Harusnya hari itu menjadi luar biasa baik karena akhirnya Cassy berbaikan dengan sahabatnya. Tapi ada sebuah perasaan asing yang menyelinap dan menebarkan api tiba-tiba.
Katakan ini adalah perasaan dadakan yang menyebalkan.
Semua orang pernah mengalaminya, minimal sekali.
Semua hari yang indah mendadak runtuh menjatuhimu bahkan menguburmu dengan puing-puing yang tak terlihat itu. Lalu hati yang yang memiliki bara itu kemudian membakar perlahan, memberikan luka lepuh yang terasa perih menyakitkan.
Rasanya sakit sekali tapi untuk menangis dan membasuhkannya dengan air mata pun rasanya tak sembuh total.
Cassh menamai itu sebagai bentuk kekecewaan tak bersebab yang muncul dan menggerogoti hati dengan kejam. Meninggalkan sesak yang membuatnya kesulitan tertidur dan khawatir sampai ke tulang-tulang.
Kelas astronomi biasanya menyenangkan, tapi entah kenapa mendadak jadi membosankan. Rasanya hampir persis makan sup yang hambar atau bubur sumsum tanpa gula merah, Cassy sama sekali tidak ingin menyendoknya lagi.
Gadis itu minat melakukan apapun selain menumpu wajahnya dengan tangan dan memalingkan muka. Matanya menatap kearah pintu yang mendadak jadi begitu menarik bagi matanya.
Dan demi neptunus, benar saja. Sang slytherin yang baru-baru ini menggetarkan hatinya, melintas.
Senyumnya merekah dengan cahaya putih yang seolah menyinarinya dari depan, terlihat indah. Belum lagi efek kerlip yang mendadak muncul entah dari mana makin memperindahnya.
Manusia beriris abu itu seperti sadar bahwa dirinya menjadi objek yang menarik bagi seseorang.
Dengan perlahan, ia menggerakkan matanya kesamping dan pandangan merek bertemu. Keduanya saling melempar senyum tanpa disadari masing-masing. Sampai lelaki yang juga tidak sadar itu mengedipkan matanya dan berlalu dari sana.
Kesadarannya datang sepenuhnya, diiringi dengan getaran yang menimbulkan detakan kencang dalam hatinya. Matanya melebar, semoga saja tidak sampai melompat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE | ft. Hogwarts Student
Romance"Aku ingin tahu seberapa gilanya seorang Malfoy menculik putri Woods. Aku yakin kau harus sangat gila untuk melakukannya, benarkan, Mr Malfoy?" Draco mendengus, berjalan dengan angkuh mengitari kursi tempat Callista Woods diikat. "Yah, sudah sangat...