EP 10 [M]

8.8K 703 82
                                    

M for Mature! (Dewasa)
*Bakalan ada detailnya dikit, yg ga suka/risih bisa langsung skip setelah menemukan tanda '~~~'

Happy reading!
~~

Hari ini merupakan hari ketiga Gracia bekerja di perusahaan Shani, namun tidak seperti biasanya, hari ini Shani tidak datang ke kantor. Gracia sudah mencoba menghubungi Shani, namun sampai sekarang Shani belum membalas pesan darinya. Gracia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan rasa bosan mulai menghampiri dirinya. Gracia berada diruangan Shani seorang diri, ia tidak diperbolehkan satu ruangan dengan pegawai lainnya. Shani memaksa Gracia untuk bekerja di ruangannya saja dan Shani juga memperbolehkan Gracia untuk memakai semua fasilitas yang tersedia di ruangan tersebut.

Setelah beberapa menit, Gracia memutuskan untuk keluar dari ruangan Shani dan berjalan-jalan. Gracia tiba-tiba teringat sesuatu, ia segera berjalan cepat menuju ruang khusus latihan. Gracia melihat Chika dan Ara yang sedang istirahat sembari sesekali melemparkan candaan mereka. Chika yang menyadari kehadiran Gracia segera menariknya agar bergabung. Akhirnya mereka berbincang mengenai banyak hal dan kebanyakan Gracia yang mengikuti pembicaraan Chika dan Ara. Namun tiba-tiba ponsel Ara yang tergeletak dilantai berdering dan layarnya menampilkan sebuah nama 'KV'. Chika memasang wajah menggodanya.

"Ciee, kontekan lagi" ucap Chika meledek Ara, sedangkan Ara segera mengambil ponselnya dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Siapa?" tanya Gracia penasaran.

"Gatau tuh, dari dulu sering banget telponan sama orang itu. Tapi dia ga pernah ngasih tau siapa si 'KV' itu" jawab Chika memajukan bibirnya.

"Pacarnya kali"

"Mungkin" ucap Chika seadanya.

"Tapi ya kak Gre, mungkin seminggu kemaren gitu, Ara jarang telponan sama orang itu.. Mungkin ga sih mereka putus?" tanya Chika dengan polosnya, dan dengan ekspresinya yang seperti itu Gracia bisa dengan cepat menebak apa yang sebenarnya ada di kepala Chika.

"Jadi ceritanya kamu udah move on nih dari Vivi" ucap Gracia menaik-turunkan alisnya.

"Ih ga gitu!" Chika semakin memajukan bibirnya. Gracia hanya tertawa melihat respon Chika.

"Tapi kalau Chika beneran move on, emang salah ya?"

"Ya engga dong.."

"Lagian dulu kak Vivi yang minta buat saling lupain" ucap Chika dengan nada ketusnya.

Gracia tertawa pelan, membuat Chika menatap tanya pada Gracia. "Kenapa ketawa?"

"Biasanya nih Chik, Biasanya.. Kalau sebuah hubungan berakhir, terus ada kata-kata buat saling lupain. Biasanya.. Salah satu dari mereka boong"

Chika hanya diam sembari memikirkan kalimat yang diucapkan oleh Gracia.

"Jadi maksud kak Gracia, antara aku sama kak Vivi salah satunya lagi ngeboong?"

Tanpa berpikir lagi, Gracia menganggukan kepalanya. Lagi-lagi Chika terdiam sibuk dengan pikirannya. Gracia lalu mendekatkan dirinya pada Chika, dan memeluknya begitu saja. Chika membalas pelukan Gracia.

"Kadang aku pengen kak Gre aja yang jadi kakak aku, jangan ci Shani" ucap Chika terkekeh pelan.

"Emang ci Shani kenapa?"

"Gapapa sih, cuman terlalu sempurna aja sebagai manusia" ucap Chika tertawa lalu melepaskan pelukannya.

"Ngomong-ngomong tentang Shani, dia kemana? Kok ga ngantor?"

"Lah dia ga bilang sama kak Gre?" tanya Chika menatap tidak percaya pada Gracia.

"Bilang? Bilang apa?"

LB BOOK II: ENDLESS PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang