EP 21

4.6K 575 53
                                    

Happy reading!
~~

"Gee.. Udahan dong ngambeknya!" ucap Shani dengan nada merengeknya.

"Geeee.."

"Gracia!"

"Gracia Natio!"

Gracia tetap tidak menghiraukan penggilan dari Shani. Gracia masih sibuk berkutat dengan laptopnya sedangkan Shani menatap kesal punggung Gracia.

Shani merasa kesabaran yang ia miliki sudah mencapai batasnya. Shani memilih untuk pergi dari kamar Gracia. Shani membanting cukup keras pintu kamar Gracia, namun Gracia hanya melihat sekilas pada Shani dan kembali terfokus pada laptopnya.

Setelah cukup lama Shani meninggalkan kamar Gracia, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Gre?"

Mendengar suara Winata, Gracia menghentikan pekerjaannya.

"Masuk aja Ma" ucap Gracia sedikit berteriak.

Winata perlahan membuka pintu kamar Gracia. Gracia menatap bingung saat melihat Winata datang bersama dengan Shani yang bersembunyi di belakangnya.

"Kenapa Ma?" tanya Gracia menutup laptop miliknya.

"Kerja nya udah dulu dong sayang, Shani nya diajak ngobrol jangan dianggurin" ucap Winata seketika membuat Gracia menatap tidak percaya pada Shani.

"Dih ngadu!"

"Biarin!" ucap Shani menjulurkan lidahnya mengejek Gracia.

"Udah ah Mama mau ke kamar lagi, kalian marahannya jangan kelamaan!" ucap Winata lalu pergi kembali menuju kamarnya.

"Mafia apaan aduan kek bocah!" sindir Gracia beranjak dari tempat tidurnya.

"Anggota Gangster apaan gatau wajah ketuanya sendiri!" ucap Shani tidak mau kalah untuk menyindir Gracia.

"Apa?!" ucap Shani begitu melihat Gracia menatap tidak suka padanya.

"Shan kamu ngerti ga sih aku marah karna apa?!" tanya Gracia meninggikan suaranya.

Shani menatap Gracia dan menghembuskan nafasnya. Shani tau Gracia bersikap seperti ini karna perkataannya saat berada di klinik.

"Maaf.." ucap Shani memilih untuk mengalah.

Kali ini giliran Gracia yang menghembuskan nafas kasarnya, lalu duduk disamping Shani.

"Karna Papa udah ga ada, aku bakalan keluar dari kumpulan manusia ga jelas itu" ucap Gracia menoleh sekilas pada Shani.

"Ya bagus!" ucap Shani mengangguk-anggukan kepalanya.

"Dan aku juga mau kamu keluar dari mafia!"

Shani menoleh pada Gracia yang sedang menatap serius kepadanya. Shani tidak pernah berpikir kata-kata itu akan keluar dari mulut Gracia. Shani berpikir permintaan Gracia itu cukup sederhana, namun entah kenapa Shani tidak bisa mengiyakan permintaan Gracia.

"Aku tau kamu udah mulai nyaman sama posisi kamu sekarang, aku juga tau kamu ga nyesel udah bunuh Papa kan?"

"A-aku nyesel!"

"Kamu beneran nyesel atau kamu cuma takut aku pergi ninggalin kamu?"

"K-kamu ga akan ninggalin aku kan?" tanya Shani dengan berhati-hati dan terlihat jelas pada ekspresi Shani jika ia takut hal itu terjadi.

"Aku mungkin bisa maafin kamu kali ini, tapi aku takut apa yang Papa alamin bakalan keulang lagi"

Shani hanya bisa diam ditempatnya, apa yang Gracia katakan ada benarnya dan ia tidak bisa menjamin hal itu tidak akan terulang lagi mengingat apa yang Reynan pernah katakan kepadanya tentang menghabisi keluarga Gracia.

LB BOOK II: ENDLESS PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang