Halo semuanya, apa kabar?
Apakah kalian sedang libur panjang?
Kalau aku sih kayaknya gak ada libur ya.Oh iya, jangan lupa vote dan masukkan cerita ini ke dalam perpustakaan kalian, agar tidak ketinggalan update terbarunya.
Jangan lupa vote, komen, dan follow.
...Selamat membaca...
Musim dingin kini berlangsung di negara matahari terbit. Butiran salju turun dengan deras menghasilkan sebuah gumpalan indah yang terlihat lembut. Beberapa orang pergi untuk menikmati musim dingin, tak banyak dari mereka yang lebih memilih menghangatkan tubuh di dalam rumah.
Langkah kaki berjalan begitu cepat menghindari seseorang yang ia rasa mengikuti dirinya di sepanjang jalan menuju apartemen yang ia tuju. Ia mempercepat langkahnya, menghempas semua hal buruk dalam pikirannya.
Gadis itu membuka pintu apartemen dengan nafas tersengal-sengal. Ia segera menutup serta mengunci pintu dan semua akses masuk ke dalam apartemen miliknya. Gadis itu berusaha tenang dengan menarik nafas dalam-dalam.
Ia membuka ponsel dan menghubungi seseorang. Tidak menunggu lama, panggilan pun diterima. "Kamu dimana sekarang?" tanyanya.
"Kenapa sayang? Ada yang lupa kamu list?"
Ah iya, gadis itu lupa jika seseorang yang ia hubungi sedang berbelanja keperluan mereka. Gadis itu menghela nafas pelan, "Kamu masih sama Samuel dan Bagas?"
"Iya, ada yang mau disampaikan?"
Gadis itu terdiam tidak menjawab, ia tidak ingin mereka khawatir pada dirinya, lebih baik ia merahasiakan tentang ini untuk sementara waktu. Ia memendam ketakutan itu sendirian, mungkin pikiran hari ini terlalu berlebihan.
Gadis itu terkekeh pelan, "Oh nggak, cuman nanya doang, hehe."
"Cecill belum pulang ya? Sepi ya sendirian? Bentar lagi aku pulang kok. Tinggal beberapa lagi yang belum dibeli. Tunggu ya,"
Gadis itu mengangguk dan tersenyum, kemudian ia menutup panggilan dan menyimpan ponsel ke sembarang tempat. Lagi-lagi pikiran buruk itu muncul kembali menghantui isi kepala. Entah mengapa ia sangat yakin jika orang di belakangnya tadi sedang mengikutinya.
Niat Leanna keluar rumah hanya untuk mencari makanan hangat, mencium dinginnya udara, melihat indahnya salju yang menumpuk, dan hal yang tidak membosankan lainnya. Namun sial, ia bertemu dengan orang asing yang sangat mencurigakan.
Orang itu memakai mantel tebal dan topi khusus musim dingin, sorot matanya tajam, serta memasang raut wajah yang menyeramkan. Leanna tidak mengenalnya, orang itu terlihat asing.
Leanna menghela nafas untuk kesekian kalinya. Tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan lamunan gadis itu. Leanna segera membuka pintu apartemen, ia pikir Cecillia telah pulang dari kampusnya. Setelah ia membuka pintu, tidak ada satu pun orang yang berada di depan pintu maupun pintu apartemen lainnya.
Leanna menoleh kesana kemari mencari keberadaan seseorang yang telah mengetuk pintu. Apakah Cecillia sedang menjahilinya? Ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan itu.
Meskipun Leanna merasa takut, ia tetap bersikeras mencari siapa yang telah mengetuk pintunya. Namun tiba-tiba tanpa disengaja ia menginjak sesuatu yang tersimpan di depan pintu apartemen Leanna. Ia melihat benda yang telah ia injak dengan bertanya-tanya.
Paket? Sejak kapan ia memesan paket? Ah, mungkin Cecillia memesan suatu barang. Leanna menganggukkan kepalanya, ia menghela nafas lega, ternyata yang mengetuk pintunya adalah kurir paket. Apakah di negara ini kurir paket tidak mengucap 'permisi paket'?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revenge] Confidential 2 (On Going)
Mystery / ThrillerJangan pernah merasa puas dengan suatu pencapaian, belum tentu pencapaian tersebut akan selalu menghasilkan sebuah keberuntungan. Bagaimana jika pencapaian itu menjadi mala petaka? Lima orang mahasiswa/i yang berhasil melewati masa-masa sulit di sek...