10

282 163 128
                                    

Setelah mendapatkan laporan cctv dari Alka, pihak kepolisian segera menelusuri lebih lanjut. Mereka datang ke pusat kota, mencari letak cctv untuk diamati. Pihak kepolisian berjalan menghindari area cctv untuk melihat bagaimana pelaku penculikan terbebas dari rekaman di cctv lainnya.

Beberapa area tidak terpasang cctv, dapat dipastikan pelaku telah mengetahui berbagai letak cctv di pusat kota sehingga ia terhindar dari cctv yang menyorotnya. Pelaku melewati jalan sepi yang tersembunyi di sekitar pusat kota tanpa adanya cctv. Pelaku ini sangat teliti.

Dilihat kembali rekaman cctv yang merekam sesosok pria berpakaian serba hitam turun dari sebuah mobil sedan bewarna putih. Pria itu berjalan ke arah taman, entah apa yang dilakukan pria tersebut di dalam taman pusat kota.

Beberapa menit kemudian, pria tersebut kembali ke mobil dengan gerak-gerik yang terlihat santai namun mencurigakan. Pria itu melajukan mobilnya ke arah lain tanpa membawa seorang pun menuju mobilnya. Detektif mengamati rekaman tersebut berulang kali, hingga sesuatu yang janggal menyelinap dalam pikiran mereka. Ah, Alka melewatkan hal ini.

Hal yang mencurigakan pertama, apakah mungkin seseorang pergi ke taman kota mengenakan pakaian serba hitam dan menutupi identitasnya menggunakan masker serta kacamata? Kedua, untuk apa seseorang pergi ke pusat kota hanya dalam hitungan menit? Ketiga, mengapa orang itu berhasil menghindari beberapa cctv yang terletak di pusat kota? Bukankah orang normal tidak akan menyadari atau bahkan tidak peduli dirinya terekam oleh cctv.

Detektif itu mencari rekaman cctv di lain tempat yang merekam mobil sedan putih melintas. Satu persatu toko, kantor keamanan, hingga rumah mereka kunjungi hanya untuk melihat rekaman yang tersedia. Namun sayangnya, hanya dua rekaman yang menampakkan mobil tersebut melaju ke arah luar taman.

Selain itu, mereka mencari data kepemilikan kendaraan serta lokasi keberadaan terkini untuk menelusuri pelaku penculikan tersebut. Hal ini memudahkan mereka mencari siapa pelaku penculikan serta keberadaan Leanna.

Namun data yang mereka terima mengatakan bahwa mobil tersebut ialah mobil sewa sebuah perusahaan kecil. Sungguh, pelaku ini terbilang cerdas, ia mampu membuat teka-teki penyelidikan.

Kepolisian serta detektif tidak akan menyerah, mereka meminta data peminjaman pada waktu hilangnya Leanna. Sayangnya, pria yang menyewa mobil tersebut membayarnya dengan jumlah yang lebih besar agar tidak menyantumkan identitasnya pada daftar penyewaan. Pemilik mobil sewa itu mengatakan bahwa penyewa menggunakan jaminan mobil pribadinya serta melebihkan pembayaran untuk menggantikan identitasnya.

"Aidentiti ga nakereba fukanoudesu. Chintai hito wa sofuto hoshou to shite sukunakutomo namae to shashin o fukumerubekide wanaideshou ka? Kare ga anata ga karita kuruma o nusundara dou shimasu ka?" tanya seorang detektif.

(Tidak mungkin tanpa identitas. Bukankah seharusnya penyewa setidaknya mencantumkan nama dan fotonya sebagai jaminan ringan? Bagaimana jika mobil yang anda sewakan justru dicuri olehnya?)

Pemilik mobil sewa itu justru tersenyum, "Watashi wa kōun'na hitode wanaideshou ka? Kare no kuruma no kakaku wa rentakā yori mo takaidesu. Kare wa teiji sa reta kingaku yori mo ōku shiharaimashita."

(Bukankah saya yang beruntung? Harga mobil miliknya lebih mahal dibandingkan mobil sewaan. Dia bahkan membayar lebih dari jumlah yang ditawarkan.)

Jika yang ditanyakan keberuntungan, jelas pemilik mobil sewaanlah yang sangat beruntung. Namun ini bukan soal keberuntungan, melainkan data kepemilikan. Bukankah memiliki benda milik orang lain yang bernilai tinggi tanpa surat nama pribadi dapat dikatakan sebagai pencurian? Dan meskipun memiliki benda tersebut harus melakukan serah terima serta tanda tangan yang sah?

"Kuruma wa mada koko ni arimasu ka?" tanya detektif.

(Apakah mobilnya masih di sini?)

Pria itu menggeleng, "Iie, kare no kuruma wa mō koko ni wa arimasen."

(Tidak, mobilnya sudah tidak di sini.)

"Kare no kuruma no bangō o oboete imasu ka?"

(Apakah Anda mengingat nomor mobilnya?)

Lagi-lagi pria itu menggeleng, "Watashi wa oboeteinai."

(Saya tidak ingat.)

Pria itu hanya menjawab 'tidak' di setiap pertanyaan yang dilontarkan. Apakah ia menutupi sesuatu? Entahlah, pihak kepolisian tidak dapat memaksa pria itu untuk menjawab dengan jujur.

Ponsel salah satu detektif berdering menandakan panggilan masuk, ia segera menjawab panggilan tersebut untuk mendapatkan informasi dari tim lainnya. Seketika raut wajahnya berubah menjadi sedikit berseri.

"Wakarimashita, sugu ni ikimasu."

(Oke, aku akan segera pergi.)

Disisi lain, kepolisian serta detektif mengamati beberapa cctv tersembunyi yang merekam mobil sedan putih melintas ke arah jalan buntu yang terdapat satu rumah terbengkalai. Mobil itu melintas sebanyak tiga kali di hari yang sama.

Pada rekaman di hari berikutnya, mobil yang berbeda melintas ke arah yang sama. Lantas mereka menjeda rekaman tersebut dan memotret nomor kendaraan yang terpampang dengan jelas di layar komputer.

Mereka mengirim nomor kendaraan tersebut untuk dilacak secepatnya. Kemudian mereka segera bergegas menuju rumah terbengkalai untuk mencari keberadaan Leanna. Mereka sangat yakin bahwa gadis itu disembunyikan pada rumah terbengkalai yang tidak berpenghuni selama tiga tahun.

Selain itu, pihak kepolisian segera memberi informasi mengenai hal ini. Meskipun Leanna belum pasti ditemukan, setidaknya mereka mendapat petunjuk, walaupun tidak meyakinkan.

Setibanya di rumah tersebut, pihak kepolisian segera berpencar mencari ke setiap bagian rumah tanpa terkecuali. Dari mulai halaman depan, ruang tamu, keluarga, kamar, dapur, kamar mandi, serta beberapa area lainnya.

Sementara disisi lain, Alka serta yang lainnya segera bergegas menuju tempat yang polisi berikan. Mereka akan membantu pencarian Leanna agar lebih cepat ditemukan.

Mereka berhenti di sebuah rumah sederhana yang cukup luas dipenuhi daun-daun liar yang menutupi sebagian rumah. Alka, Bagas, Samuel, dan Cecillia saling menatap satu sama lain, saling meyakinkan tidak akan terjadi hal apapun di dalam sana dan Leanna cepat ditemukan.

Kosong, tidak ada apapun di rumah tersebut selain para kepolisian yang sedang sibuk mencari jejak keberadaan seseorang. Sayangnya, mereka tidak mendapatkan petunjuk apapun di rumah tersebut, tidak ada tanda seseorang memasuki rumah ini.

Lalu kemana Leanna? Mengapa polisi sangat yakin bahwa Leanna berada di tempat ini? Apakah informasi itu salah? Namun tidak mungkin polisi melakukan tugasnya secara sembarangan.

Alka, Bagas, Samuel, dan Cecillia beralih menuju halaman belakang. Hal yang pertama kali mereka lihat ialah tanaman serta rumput liar memenuhi halaman tersebut. Pandangan Alka tertuju pada satu tanaman yang bergerak dengan sendirinya tanpa adanya angin. Apakah rumah ini memiliki banyak hal mistis? Ah, tidak, ia berpikir terlalu jauh.

Sesuatu menyelinap di dalam pikirannya, mungkinkah di balik tanaman itu justru Leanna yang tengah bersembunyi? Atau pelaku penculikan yang berusaha melarikan diri? Alka melambatkan langkahnya menghampiri tanaman tersebut, ia yakin ada seseorang di baliknya.

Ketika Alka mendekat, ia menemukan seseorang tengah berjongkok di balik rumput liar yang tebal. Tubuhnya membelakangi Alka sehingga ia tidak dapat melihat wajah orang itu. Dari postur tubuhnya terlihat bahwa ia adalah seorang pria. Apakah ia pelaku penculikan ini?

"Who are you?!"

Laki-laki itu terkesiap mendengar suara Alka, perlahan ia berdiri serta membalikkan tubuhnya. Ia memasang raut wajah yang panik serta nafas tidak terkendali. Tanpa berkata apapun, Alka segera memukul laki-laki itu tanpa henti. Alka memukul rahang serta perut berulang kali hingga laki-laki itu tersungkur lemas.

"You're the one who kidnapped Leanna?!"

(Kau yang telah menculik Leanna?!)

"Where is Leana?"

"Answer, fucking jerk!"

Dibuat 14 Maret 2024
Dipublish 10 Agustus 2024

[Revenge] Confidential 2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang