20

136 66 105
                                    

Suara gebrakan pintu menghentikan perdebatan, beberapa polisi memasuki ruangan serta mengulurkan pistol ke arah kelompok tersebut. Bagas tersenyum miring, ternyata di negara ini polisi bertindak sangat cepat, padahal ia baru saja melaporkannya. Dengan cepat para polisi menangkap beberapa pelaku bisnis ilegal, terutama Ellgar.

"Wait, I haven't finished talking yet," ucap Ellgar meminta waktu kepada polisi.

(Tunggu, aku belum selesai bicara.)

Ellgar menarik nafas panjang, "Everything has been revealed. I would say, yes."

(Semuanya telah terungkap. Aku akan mengatakan, ya.)

Mendengar hal itu, Samuel hampir memukul Ellgar dengan penuh emosi. Beruntung Bagas lebih cepat menahan Samuel dan memberi jarak antara mereka berdua agar tidak terjadi perkelahian di hadapan polisi.

"But I never thought I would do that to Leanna, I never thought I would hurt the girl I love. I'm sincere with Leanna," lanjutnya dengan tulus.

(Tapi aku tidak pernah berpikir aku akan melakukan itu pada Leanna, aku tidak pernah berpikir akan menyakiti gadis yang aku cintai. Aku tulus pada Leanna.)

Leanna tidak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Namun, ia yakin Ellgar tidak akan melakukan hal itu padanya. Selama ini jika ia bersama Ellgar, justru ia merasa terlindungi. Entahlah, semua ini sangatlah rumit dan sulit dimengerti.

Ketika Ellgar dan kelompoknya hendak dibawa oleh pihak kepolisian, suara seseorang menghentikan langkah mereka. "Samuel?" lirih seorang gadis dengan suara yang menggema ke seluruh ruangan.

Mereka menoleh ke asal suara, menatap seorang gadis dengan keadaan lemah. Kini, Alka, Leanna, Samuel, dan Bagas tidak percaya satu pun yang dikatakan oleh Ellgar. Mereka menganggap itu adalah karangan yang ia buat agar mereka percaya dengan perkataannya.

Jika Ellgar mencintai Leanna dengan tulus, ia tidak akan menyakiti teman Leanna. Karena seharusnya ia mengerti bahwa teman Leanna sangat berarti bagi gadis yang ia cintai. Dan yang dikatakan Ellgar berbanding terbalik dengan kenyataan yang sebenarnya.

Samuel segera menghampiri Cecillia dan memeluknya dengan erat. Sementara Leanna justru menampar Ellgar dengan keras hingga suara tamparan itu menggema. "You're lying, Ellgar!"

(Kamu berbohong, Ellgar!)

"Bad people like you will definitely say things that will make other people believe them," tegas Leanna.

(Orang jahat sepertimu pasti akan mengatakan hal-hal yang membuat orang lain mempercayainya.)

Ellgar tersenyum sendu, "I wasn't the one who brought him, I was surprised when your friend was here."

(Bukan aku yang membawanya, aku pun terkejut saat temanmu ada di sini.)

Leanna menggeleng, ia telah muak dengan semua kalimat bohong yang dikatakan Ellgar. Ia sangat kecewa pada Ellgar. Dan kini, ia tidak akan menpercayai satu kata apapun yang keluar dari mulut laki-laki itu.

Ellgar mengangguk pelan, "I'm a bad person who doesn't deserve to be trusted. I'm willing if you want to sentence me to death," ucapnya dengan pasrah.

(Aku orang jahat yang tidak pantas dipercaya. Aku bersedia jika kamu ingin menjatuhkan hukuman mati kepadaku.)

Tiba-tiba Samuel berlari ke arah Ellgar dengan gerakan yang akan membuat Ellgar babak belur. Laki-laki itu kini sangat emosi, ia tidak terima bahwa kekasihnya akan dijual oleh Ellgar, setan berwujud manusia.

Sial, pukulan tersebut justru mengenai kepala Leanna yang berusaha melindungi Ellgar. Seketika pandangan gadis itu menjadi buram serta menghitam. Hati kecil Leanna mengatakan bahwa Ellgar orang baik, dan menurutnya Ellgar cukup mendapatkan kekerasan dari sahabatnya. Ia hanya ingin Ellgar merubah dirinya, bukan menginginkan Ellgar untuk mati.

[Revenge] Confidential 2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang