Seorang gadis duduk di atas kursi dengan tali perekat yang mengelilingi tubuh serta menutup mulut gadis tersebut. Gadis itu membuka mata dengan perlahan, ia terkejut dengan tubuhnya yang tidak dapat bergerak. Leanna mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, dimana dirinya berada? Mengapa ia berada di tempat sepi, gelap, dan kumuh ini?
Leanna menggerakan tubuhnya berusaha membuka ikatan yang mengikat seluruh tubuh. Namun ikatan itu tak kunjung terlepas, justru gerakan yang Leanna lalukan membuat tubuhnya terasa sakit. Gadis itu berteriak dibalik perekat yang menutupi mulutnya, mungkin suara yang ia timbulkan tidak akan terdengar oleh siapapun.
Suara derap langkah kaki terdengar dari arah belakang. Gadis itu berusaha menoleh untuk melihat siapa orang yang melakukan hal ini padanya. Leanna semakin menyaringkan suaranya dan berbicara tidak jelas.
"Mmmmmm mmmm mmmm," teriak Leanna.
Seseorang di belakangnya tidak menggubris, ia justru semakin melambatkan langkahnya dengan sengaja. Leanna menggerakan tubuhnya dengan kencang berusaha membuka ikatan itu meskipun selalu gagal dan hanya meninggalkan rasa sakit di tubuhnya.
Orang itu akhirnya berdiri dan berlutut di hadapan Leanna. Dari bentuk tubuhnya, dapat dipastikan ia adalah seorang laki-laki, namun Leanna tidak mengetahui siapa orang itu. Ia memakai pakaian serba hitam yang menutupi seluruh tubuh, bahkan mata sekalipun. Orang itu menggunakan kacamata hitam yang akan menutupi seluruh identitasnya.
"Hi, beautiful girl."
"Nice dress," ucap laki-laki itu seraya mengusap dress Leanna dengan panjang selutut.
Leanna semakin kencang menggerakan dan meneriaki orang itu, namun orang itu justru terkekeh pelan. "Don't worry, I just want to play with you!" ucapnya menyeramkan.
(Jangan khawatir, aku hanya ingin bermain denganmu.)
Laki-laki itu mengusap pipi Leanna dengan lembut, lalu beralih pada rambut Leanna yang mulai berantakan. Leanna menatap laki-laki itu dengan tajam, kemudian ia menendang perut orang itu menggunakan kedua kakinya yang terikat.
Orang itu meringis kesakitan, tak lama ia tertawa menyeramkan. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada Leanna, kembali mengusap rambutnya dengan lembut, kemudian ia menarik rambut Leanna dengan kasar membuat gadis itu meringis kesakitan.
"You dare fight me?!" ucapnya seraya menarik rambut Leanna hingga kepala gadis itu ikut tertarik.
(Kamu berani melawanku?)
Dengan cepat Leanna mengangguk yakin, kemudian, "mmmmm mmmm mmmm," seraya menatap laki-laki itu seolah mengancam.
Lagi-lagi Leanna menendang perut laki-laki itu, hanya itu yang dapat ia lakukan. Tendangan Leanna tidak membuat laki-laki itu melepaskan tangannya dari rambut Leanna, justru laki-laki itu mencengkram rahang Leanna dengan kencang.
"You won't be able to do anything, beautiful girl!"
(Kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa, gadis cantik!)
Laki-laki itu melepas cengkraman dari rahang Leanna dengan kasar dan berhenti menarik rambut gadis itu. Gelak tawa terdengar seperti iblis, mengganggu indra pendengaran Leanna. Laki-laki itu tertawa menyeramkan layaknya orang yang kehilangan akal.
"Are you happy with your life now? Without you realizing it, there are people who are down because of your actions?!"
(Apakah kamu bahagia dengan hidupmu sekarang? Tanpa kamu sadari, ada orang yang terpuruk karena perbuatanmu?!)
Laki-laki itu mendekat ke arah Leanna, ia terkekeh dan memukul rahang gadis itu. Kemudian ia menendang Leanna hingga terjatuh bersama kursi yang Leanna duduki. Laki-laki itu menendang perut Leanna sebanyak tiga kali, kemudian memperbaiki posisi Leanna seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revenge] Confidential 2 (On Going)
Mystery / ThrillerJangan pernah merasa puas dengan suatu pencapaian, belum tentu pencapaian tersebut akan selalu menghasilkan sebuah keberuntungan. Bagaimana jika pencapaian itu menjadi mala petaka? Lima orang mahasiswa/i yang berhasil melewati masa-masa sulit di sek...