12

261 148 116
                                    

"Lea, katakan, siapa pelakunya?" ucap Cecillia lembut namun penuh penekanan.

Leanna terdiam ia menatap kosong ke arah lain, ia tidak sanggup untuk menceritakan semua yang telah terjadi. Tak terasa air mata yang membendung kini mengalir begitu saja, Leanna menangis tanpa ekspresi dengan tatapan yang kosong.

"Gak apa-apa Le, gak usah dipaksa," ucap Bagas.

Leanna berusaha bangkit dibantu oleh Alka dan Cecillia, namun Leanna justru menghempas lengan Alka yang menyentuh tubuhnya, Leanna sama sekali tidak ingin disentuh, bahkan menatap laki-laki itu pun enggan baginya.

Alka menghela nafas pelan, ia mengerti jika Leanna marah bahkan membenci dirinya. Dengan terpaksa, Alka meminta Bagas untuk menuntun Leanna, dan gadis itu tidak menolak bantuan Bagas. Apakah Leanna benar-benar membenci Alka?

Bagas dan Cecillia menuntun Leanna dengan perlahan keluar dari rumah tersebut. Namun, pandangan Leanna mendadak hitam, telinganya berdengung kencang, kepalanya terasa sangat berat, bahkan kakinya tidak sanggup untuk berdiri, dalam hitungan detik gadis itu terjatuh dan hilang kesadaran.

Tanpa berkata apapun, Alka segera membopong Leanna menuju mobil ambulance yang telah bersiap membawa Leanna. Tim medis pun dengan sigap membantu Leanna dan segera menangani gadis itu.

Mereka segera pergi meninggalkan tempat kejadian, terkecuali beberapa polisi yang masih melakukan penyelidikan di rumah tersebut untuk mencari pelaku yang telah melakukan kejahatan pada Leanna.

Tim medis membersihkan darah serta luka di seluruh tubuh Leanna. Mereka menancapkan jarum infusan pada tangan gadis itu serta oksigen untuk membantu pernapasan dan juga memasang Elektrokardiograf untuk mendeteksi denyut jantung.

Sepanjang jalan, Alka menatap Leanna dengan sendu. Separah itukah Leanna terluka karenanya? Sebanyak itukah luka di tubuhnya? Tubuh Leanna mengecil, matanya terlihat sayu, bibir pucat, penampilan berantakan, semuanya terlihat berbeda dari penampilan Leanna pada saat di cafe.

Denyut jantung Leanna semakin lemah, tim medis dengan cepat mempersiapkan alat lainnya untuk mengembalikan detak jantung normal. Mereka berusaha sebaik mungkin agar Leanna dapat tertolong.

Melihat keadaan Leanna, Bagas teringat pada seseorang yang telah mengisi bahkan menetap di hatinya, ialah Rheya. Bagas mengingat kepergian Rheya, Bagas mengingat kejadian pada saat tubuh Rheya dipenuhi darah, pada saat Rheya diambang kematian, dan pada saat bunyi itu terdengar nyaring tanpa jeda.

Semua tentang Rheya kini berada di kepalanya, kejadian masa lalu terasa terulang kembali. Bedanya, kini sahabat dekat Rheya yang sedang diambang kematian. Apakah Leanna akan menyusul Rheya ke alam sana? Tidak, Bagas tidak akan membiarkan sahabatnya meninggal untuk kesekian kalinya. Bagas juga tidak akan membiarkan pelaku itu hidup dengan tenang.

Alka, laki-laki itu pun memikirkan hal yang sama, ia pasti akan membalas pelaku itu dengan setimpal. Ia akan mencari pelaku itu ke ujung dunia sekalipun. Demi Leanna, demi membalas rasa bersalahnya, Alka akan melakukan apapun itu.

●○●

Suara monitor Elektrokardiogram berbunyi pada keheningan ruangan bernuansa putih. Seorang gadis terbaring lemah dengan alat medis berada pada tubuhnya serta perban yang menempel di area kepala, tangan, dan bagian tubuh lainnya. Denyut jantung lemah menandakan belum ada perubahan kondisi sejak awal gadis itu ditangani.

Terlihat raut wajah sendu dari keempat orang yang berdiri di luar ruangan menatap seorang gadis yang terkulai lemas di dalam sana. Banyak harapan dan doa yang mereka panjatkan dalam hati untuk gadis itu agar cepat pulih dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

[Revenge] Confidential 2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang