"Tau nggak, El? Anak cewek yang kemarin periksa di Mama itu ternyata ceweknya Rey." Acil menggosip pagi-pagi saat ia sedang sarapan di meja makan bersama Elvan.
"Ceweknya Rey?" Elvan menautkan alisnya. "Maksud Mama siapa?"
"Dasa, El. Nggak nyangka banget ih, Nisha yang sok syari, sok beragama kuat gitu, nyatanya anak sendiri ngehamilin anak orang, malu-maluin."
"Maksud Mama, Rey hamilin Asa gitu?" ulang Elvan.
"Iya, El. Makanya mereka tunangan, katanya sih bentar lagi mau nikah. Kebetulan banget mereka anak dari pemilik perusahaan besar, jadi penggabungan perusahaan mereka justru malah narik perhatian investor."
"Elvan berangkat, Mah!" Elvan beranjak dari meja makan dengan langkah tergesa.
"Tapi makanan kamu belum habis, El?"
"Elvan udah kenyang." Elvan menyambar tas yang berada di atas sofa, lantas bergegas keluar rumah dan menaiki motornya.
Elvan melaju kencang di jalan besar, berkali-kali suara klakson terdengar karena tingkah ugal-ugalan pria itu yang sangat membahayakan pengendara lain.
Namun, Elvan tidak peduli, yang dia pikirkan hanyalah Asa. Gadisnya mau diambil orang? Mana boleh, Anjing! Elvan terus mengumpat di balik helm fullfacenya.
Tak lama kemudian, Elvan sampai di depan rumah Asa. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana, Elvan juga terus menelpon Asa, tetapi tidak mendapat respon apapun.
"ASA BUKA LO! BUKA PINTUNYA!" Elvan mengetuk pintu gerbang rumah Asa secara brutal, dia juga memencet bel berulang-ulang kali.
"ANJING LO! JANGAN NGEHINDAR, SAT!" Tendangan kuat, Elvan ayunkan hingga suara nyaring antara sepatu dan pintu gerbang itu terdengar keras.
"ASA!" teriaknya lagi.
"Maaf, Mas." Tetangga samping kebetulan baru datang setelah berbelanja di swalayan. "Nyariin Asa ya? Tadi saya liat udah berangkat ke sekolah."
"Kambing!" umpat Elvan pelan. "Makasih, Bu."
Elvan pun meluncur ke sekolahnya. Dia memarkirkan motornya dan langsung mendapat suguhan gosip dari berbagai sumber.
Rey dan Asa, mereka bertunangan dan akan segera menikah? Omong kosong macam apa itu?! Elvan kalap!
"Asa?!" Elvan menggebrak pintu kelas Asa.
"El? Elvan! Vanvan!" kompak beberapa gadis penggemar Elvan.
"Kasian Elvan, lo diduain ya? Mendingan putus aja, El. Cewek kayak Asa mah banyak, yang lebih lebih juga banyak banget."
"Bacot lo! Asa mana?!" sentak Elvan terlihat sangat marah.
"Tadi dibawa Rey, nggak tau kemana--"
Elvan langsung pergi mengelilingi sekolah, langkahnya sangat cepat hingga akhirnya melihat seseorang yang ia cari sedari tadi.
Di sana, di dekat taman. Asa terlihat sedang berdiri di samping pilar pembatas taman, sedangkan Rey terus mendekatinya hingga gadis itu terkunci di tangan Rey.
Rey memiringkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke wajah Asa, nyaris mencium gadis itu, tetapi bibir Rey langsung berbelok ke telinga Asa. "Okay, gue bakalan ikutin permainan lo."
Deg! Jantung Asa mendadak berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Entah karena suara Rey saat mengucapkan kalimat barusan, atau karena Rey yang kini terlalu dekat dengannya.
Rey membuat jarak sehingga ia dapat melihat wajah Asa yang cukup tertekan. "Gue cuma harus nunggu anak itu lahir, kan? Setelahnya, gue bakalan talak lo dan lo nggak boleh nolak. Inget, ini perjanjian kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
DASA (END)
Romance[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide (Harap bijak dalam membaca) Dasa, jika dibaca dari belakang maka kamu akan melihat kata a sad. Iya, sebuah kesedihan. Andhira Dasa Tanaka ad...