Berita pertunangan Rey dan Asa kini mencuat sebagai konsumsi publik, berbagai opini buruk maupun baik terus berhamburan dari mulut ke mulut.
Asa bahkan menjadi pusat perhatian di sekolahnya, gadis itu terus mendapat sorotan dari anak-anak Cassy. Sejak memasuki gerbang sekolah, sampai duduk di bangkunya. Asa benar-benar merasa tidak nyaman diperhatikan seperti itu.
"Serius dia tunangan sama Rey?"
"Bukannya Asa pacarnya Elvan ya?"
"Kasian Elvan. Diduain dong, hahahaaa."
"Cabe ih, nempel sana nempel sini."
"Dia beneran hamil nggak sih?"
"Ih, hamil sama Rey? Jadi, selama ini Elvan diselingkuhin ya?"
"Prihatin banget gue, kasian Elvan."
"Terus, sikap kasar Rey selama ini apa kabar? Akting doang?"
"Nggak nyangka sih, keliatan kalem ternyata hobi borong cowok."
"Kan circle nya sama Clara, Sist."
"Elvan nggak sekolah hari ini?"
"Berangkat kok, gue liat tadi lagi parkirin motor."
"Elvan gimana ya sekarang?"
Seseorang menggebrak pintu kelas sehingga beberapa ratu gibah tadi terdiam karena terkejut, hampir semua pasang mata yang berada di dalam kelas itu sontak menatap ke pintu masuk dekat papan putih.
"Rey! Rey! Rey! Diem jangan ngegosip!" Salah satu anak berbisik sambil menepuk-nepuk temannya agar kembali duduk ke bangkunya masing-masing.
Pria itu, Rey. Dia berjalan mendekati Asa yang sedang membereskan lokernya.
"Ikut gue!" pinta Rey pedas, dia menarik lengan Asa sehingga buku-buku di tangan Asa berjatuhan. "Gue perlu ngomong sama lo!"
Asa mendongakkan kepalanya, melihat wajah marah Rey yang tidak dipungkiri masih terlihat tampan. Manik mata yang menyorot tajam, hidung mancung yang licin, dan bibir merona yang ternganga sedikit.
Tanpa aba-aba, Rey menggandeng tangan Asa dan menariknya keluar kelas. Hal itu membuat beberapa anak heboh dan memekik alay karena terpesona dengan visual Rey. Sayangnya, udah punya pawang.
"Rey!" Asa berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kuat Rey, tetapi Rey lebih sigap menangkapnya dengan tangan yang lain.
Rey berbelok menuju selasar samping sekolah dekat taman belakang, pria itu akhirnya melepaskan Asa dan menguncinya di pepetan dinding taman.
"Lo hamil?" tanya Rey tanpa ekspresi, wajahnya terlihat sangat datar. Namun Asa sadar jika pria itu sedang marah.
Asa tidak lekas menjawab, rasanya sangat berat mengakui hal itu pada Rey. Entahlah, Asa merasa tidak nyaman dengan fakta itu.
"Jawab gue! Lo beneran hamil?!" tanya Rey lebih tegas lagi. "Udah berapa kali lo gituan sama Elvan?"
Mendengar itu, Asa langsung mengangkat wajahnya menatap Rey. Matanya berkaca-kaca setelah melihat tatapan Rey, seolah dia adalah gadis rendahan di mata pria itu. "Rey--"
"Nyusahin banget lo jadi cewek! Yang salah lo sama Elvan, tapi gue yang harus tanggung jawab! Lawak lo semua!"
"Maafin aku, Rey--"
"Batalin perjodohan konyol ini!" kata Rey penuh penekanan di setiap kata. "Gue nggak sudi nikah sama Cewek Jalang kayak lo!"
Asa memegang tangan Rey. "Rey aku juga nggak pengen--"
KAMU SEDANG MEMBACA
DASA (END)
Romance[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide (Harap bijak dalam membaca) Dasa, jika dibaca dari belakang maka kamu akan melihat kata a sad. Iya, sebuah kesedihan. Andhira Dasa Tanaka ad...