Rey duduk di salah satu undakan besar perpustakaan kota, sedangkan Asa terbaring di atas matras yang sudah disediakan dengan posisi kepala di pangkuan Rey.
Pria yang sudah berganti pakaian kemeja putih dan celana hitam itu fokus membaca buku pelajaran, sesekali tangannya bergerak menyuapi Asa camilan yang sedang membaca komik.
Tidak ada obrolan, mereka terlalu nyaman dengan kegiatan masing-masing. Terkadang Rey menjahili Asa, dan mereka pun berakhir dengan saling mencubit hidung atau menggelitiki pinggang.
Tiba-tiba isakan Asa terdengar, semakin lama semakin jelas. Rey berhenti mengerjakan soal, ia menggeser buku bank soal di tangannya dan melihat Asa yang sedang menangis.
"Kenapa lagi? Bumil mellow amat hari ini," komentar Rey mengamati Asa.
"Cowonya mati, Rey. Kasian banget, hikkssss."
"Hih jangan baca yang mati-matian!" Rey merebut buku di tangan Asa, pria itu mengambil buku lain di rak yang berada di sampingnya.
"Nih baca ini aja!" Rey memberikan buku Detektif Conan.
"Lah masa Detektif Conan, Rey? Ntar mbledug kepala Asa."
"Ya biar Mas Debaynya pinter."
"Nggak mau." Asa menutup komik pemberian Rey dan meletakkannya di samping.
"Terus mau apa? Barbie?"
"Ya enggak juga."
Mereka berkencan di perpustakaan cukup lama, sempat bermain petak umpet dalam hening, juga berlarian karena menghindari penjaga gara-gara ketahuan membawa camilan.
Sekarang mereka sedang duduk di ruang baca. Asa menonton film di laptop milik Rey, sementara Rey masih sibuk belajar.
Asa sudah menghabiskan dua film, dan kini gadis itu mulai merasa bosan. Asa melepas earphonenya, kemudian merebahkan kepalanya di atas meja. Tatapannya fokus pada Rey yang masih sibuk dengan soal-soal dan materi.
Rey menoleh menatap Asa, ia tersenyum simpul, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Asa bosan, tidak tau harus melakukan apa. Dia terus menunggu Rey hingga akhirnya ketiduran.
Rey memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut, pria itu merenggangkan otot-ototnya yang terasa sangat lelah. Dan saat itu juga, ia baru sadar jika Asa sudah tertidur di sana.
Rey menyangga kepalanya dengan satu tangan, mengamati Asa cukup lama. Tangannya bergerak menyelipkan rambut Asa ke belakang telinga.
"Kasian kamu, By. Bosen ya nungguin Rey? Maaf ya, Rey malah sibuk sama buku."
Detik kemudian, Rey membereskan buku-bukunya, mematikan laptop dan memasukkan benda-benda itu ke dalam tas.
Rey melingkarkan tasnya di salah satu bahu, lantas menggendong tubuh Asa ala bridal style hingga mereka sampai di mobil.
Asa cukup berkeringat, suhunya sedikit panas. Hal itu membuat Rey khawatir, pria yang sedikit membungkuk ke dalam mobil itu memegang kening Asa.
"Laut," rancu Asa tidak sadar.
"Asa mau ke pantai?" tanya Rey yang justru dibalas lengosan wajah ke samping.
Lengkungan bulan sabit pun terbit, Rey memasangkan seatbelt, kemudian duduk di kursi pengemudi. Rey membawa mobil itu menuju pantai terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASA (END)
Romance[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide (Harap bijak dalam membaca) Dasa, jika dibaca dari belakang maka kamu akan melihat kata a sad. Iya, sebuah kesedihan. Andhira Dasa Tanaka ad...