DASA 22

52.6K 6.4K 3.5K
                                    

Rey

Setelah nikah, kita tetep pisah rumah. Gue nggak mau tinggal sama lo, ngerti kan?
07.32 pm

Iya, Rey.
07.39 pm

Dan bersikap seolah nggak ada apa-apa soal kita. Gue nggak mau kerepotan gara-gara lo, apalagi gara-gara anak haram lo itu!
07.40 pm

Iyaa, Rey.
07.41 pm

Iya iya, lo paham nggak!
07.42 pm

Iya, Rey. Paham.
07.46 pm

Abis ini nanges
07.47 pm

Apaan si
07.56 pm

Ngiris tangan, barkod barkod.
Alay lu! Gitu doang juga.
07.56 pm

Sa?
Sa, lo ga mati kan?
08.01 pm

Bales chat gue kampret! Ya kali belom nikah udah jadi duda? Ini gimana konsepnya?
08.37 pm

Saaaaaaaa?
08.39 pm

Asa menutup room chatnya dengan Rey, perasaannya langsung tergores ketika Rey mengatakan jika selfharm adalah hal yang sangat sepele.

Padahal, Asa juga tidak mau seperti ini. Gadis itu membalikkan tubuhnya ke kanan, kemudian melipat melipat tangannya sebagai bantalan.

Asa tidak mau serumah dengan Rey, meski hanya sementara karena papanya pergi. Asa ingin ikut, ia ingin sekali menghabiskan waktunya bersama sang papa.

***

"Saya terima nikahnya Andhira Dasa Tanaka dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap Rey sangat lancar dengan tangan menyalimi Pak Penghulu.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!" jawab seluruh tamu undangan serentak.

Setelah selesai acara ijab kabul, mereka berfoto bersama. Rey dan Asa terlihat mesra di depan media, namun hanya sementara. Selebihnya, media mulai menyorot acara penggabungan dua perusahaan besar.

"Gausah kelamaan megangnya!" kata Rey seraya melepaskan genggamannya pada tangan Asa.

Belum sempat menjawab, Rey sudah berlalu entah kemana. Sedangkan Asa memilih pergi ke toilet wanita dan duduk di closet yang tertutup, gadis bergaun pengantin putih itu malah bersembunyi di toilet hingga acara selesai.

Toh semua tamu undangan lebih tertarik dengan acara penggabungan LR Corp dan Ataraz Group, jadi pernikahan Rey dan Asa terlihat seperti opening acara yang sangat mudah terlupakan.

Detik yang sama, tetapi di tempat yang berbeda. Elvan terus memandangi layar ponselnya yang berisi pesan dari Asa.

Asayang
Nggak usah dateng, kecuali kalau lo mau tanggungjawab, El.
03.01 am

Elvan berteriak, lantas melempar ponselnya ke lantai ruang tamu. Dia mengacak rambutnya secara kasar, merasa kesal karena tidak mampu melakukan apa-apa di saat-saat seperti ini.

Aurel yang duduk di sampingnya itu memegang pundak Elvan, lalu membelai leher pria itu lembut. "Ngapain sih, El? Nggak usah dipikirin kalik, dia juga udah bahagia sama orang lain."

"Anjing lo, nggak usah banyak bacot!" Elvan menepis tangan Aurel dan menjauhkan diri dari temannya yang satu itu.

"Udahlah, El." Aurel semakin mepet ke Elvan, gadis itu mulai membelai wajah Elvan. "Apa sih bagusnya Asa?"

DASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang