DUG! DUg! Dug! Dug! Dug! Dug!...
Bola basket itu menggelinding setelah didribble beberapa kali oleh seseorang yang tengah duduk di tribun paling depan lapangan indoor.
Cahaya pagi menembus tiap-tiap ventilasi gedung sisi atas, membuat ruangan ramai itu terlihat terang dan cukup bising.
Ada tiga kelas yang sedang berolahraga di sana. Kelas Rey; XII A-1, Kelas Asa; XII S-1, dan Kelas X-2.
Di SMA Cassiopeia, penjurusan dimulai sejak kelas 11. Saat kelas 10 mereka akan tercampur rata, lalu mereka akan dipantau sesuai kemampuan untuk menentukan mereka masuk ke IPA, IPS, atau Bahasa.
Karena itu Rey, Clara, Asa, dan Elvan pernah menjadi teman sekelas. Lalu, mereka dipisahkan ketika kenaikan kelas 11 karena penjurusan hingga saat ini, kelas 12.
Rey meneguk air minumnya hingga tandas. Dari botol transparan itu, dia dapat melihat Asa yang sedang bermain voli di lapangan sisi kanan.
Rey menutup botol, lantas meletakkan benda itu di sampingnya. Arah mata Rey masih fokus menatap Asa, tepatnya, masih sama seperti satu tahun yang lalu...
"Asa cantik ya, Rey?" Suara itu terngiang, diikuti rekaman bayang-bayang Clara yang duduk di sampingnya.
"Lebih cantik yang barusan nanya sih," balas Rey menoleh ke arah Clara yang tersenyum, namun dengan alis tertaut.
"Kenapa?" tanya Rey. "Ada yang salah?"
Clara menggeleng, senyumnya masih merekah, bahkan lebih lebar dari sebelumnya. "Tapi kamu sukanya sama Asa, kan?"
Rey tersenyum singkat sembari melihat Asa yang tengah berpegangan tangan dengan Elvan di lapangan, Elvan sepertinya sedang modus mengajari Asa bermain basket hari itu.
"Mulai sekarang, gue sukanya sama lo, Ra!" putus Rey.
"Jangan bohong, Rey. Kamu mungkin bisa boongin diri kamu sendiri, tapi ga bisa kalo ma aku Rey. Kamu masih suka kan sama Asa?"
"Enggak!" Rey menggeleng tegas. "Gue nggak akan pernah mau sama bekasannya Elvan."
Clara tertawa pelan. "Bekasan, bekasan, kamu pikir Asa barang?"
"Lo nggak tau aja gaya pacarannya El kek gimana, dia--" Tiba-tiba Rey berhenti berbicara.
"Emangnya dia gimana?" Clara memiringkan kepalanya, wajah itu semakin dekat menatap Rey penuh tanda tanya.
Setiap cewek yang deket sama Elvan itu pasti bakalan rusak! Batin Rey miris membayangkan Asa akan menjadi korban berikutnya.
"Nggak apa. Lo nggak perlu tau, masih bocil."
Clara tersenyum senang, dia terkekeh ringan karena Rey mengatainya bocil saat itu. Perlahan, tangannya bergeser hingga menangkup di atas tangan Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASA (END)
Romance[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide (Harap bijak dalam membaca) Dasa, jika dibaca dari belakang maka kamu akan melihat kata a sad. Iya, sebuah kesedihan. Andhira Dasa Tanaka ad...