Happy Reading💙
.
.
.
.
.
.Sang mentari masih menyinari dunia yang fana ini, ditemani semilir angin yang menarik halus rambut seorang gadis yang tergerai lurus. Kini gadis itu sedang berjalan menuju kelas seseorang, dengan jantung yang berdegup kencang dari biasanya.
Kelas demi kelas dia lewati, hingga dia sampai di kelas yang menjadi tujuannya. Ia pun menghentikan langkahnya, ingin masuk namun ia ragu. Sehingga, dia hanya bisa terdiam kaku di ambang pintu.
"Jadi gak, ya?" batinnya.
"Jadi."
"Enggak."
"Jadi."
"Enggak."
"Jadi."
"Ah, enggak deh." Setelah menimbang-nimbang dengan lima jari, dia memilih untuk pergi. Namun, baru saja dia berbalik, panggilan dari seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Tasya!" Dia memilih tetap diam tanpa berniat untuk membalikan badan.
"Sya! Lo abis dari mana?"
"Gue harap bukan dia," batinnya.
"Sya!"
"Eh, iya?" Akhirnya dia membalikan badan, dan harapannya musnah karena yang memanggil Tasya memanglah orang yang ingin ia temui.
"Lo dari mana?" tanya orang itu lagi.
"Gu-gue ... eh, lo sendiri dari mana?"
Orang itu mengangkat sebelah alisnya,"lo kenapa? Kok kayak gugup gitu?"
"Ah, enggak kok. Jangan so tahu deh, Kak!" Tasya berusaha agar terlihat biasa saja.
"Kalau enggak, kenapa pertanyaan gue gak dijawab? Dan lo malah nanya gue balik? Keliatan banget sih kalau lo gugup ngomong di depan orang ganteng kayak gue," ujarnya sambil tersenyum miring.
"Dih! Kepedean banget sih," cibirnya.
"Terus, lo dari mana?"
"Gu-gue, mau minta maaf."
"Sama?"
"Sama oranglah."
"Orang 'kan punya nama."
"Lo," ucapnya malas.
"Hah? Gue gak salah denger?"
"Enggak."
"Kenapa lo minta maaf sama gue?"
"Ya kali aja gitu gue ada salah, jadi ya minta maaf," jawabnya.
"Bagi gue, lo gak pernah buat salah apa-apa. Karena bagi gue, lo itu ...." Verro menggantungkan ucapannya. Ya, orang yang sedang berbicara dengan Tasya adalah Verro. Tasya terlihat menunggu Verro melanjutkan perkataannya, namun Verro tak kunjung juga melanjutkannya. Hal itu membuat Tasya berdecak sebal.
"Ck! Jangan buat orang nunggu deh!"
"Ciee ... ngambek," godanya.
"Au ah." Tasya memalingkan wajahnya, dengan kedua tangan yang dilipat di atas perut.
"Jangan ngambek gitu dong, entar gue makin suka."
"Hah?" Tasya kembali menatap Verro, dan hal itu membuat Verro gelagapan karena baru tersadar akan perkataannya barusan.
"Eh, eng-enggak. Lupain aja!"
"Melupakan gak semudah itu," ujarnya.
"Lo sebenernya mau minta maaf sama gue karna apa sih?" Verro berusaha mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For True Love(Selesai)
JugendliteraturStart: 161120 Finish: 140723 Ini bukan cerita badboy yang bertemu goodgirl, bukan juga cerita tentang anak gang motor. Dan terakhir bukan kisah cinta yang berawal benci lalu menjadi cinta. Inilah kisah tiga orang sahabat, yang mencari cinta sejati...