Part 35

11 4 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.

"Yes, Baby? Kamu aman!"

Rafael menarik tangan Tasya, lalu menyembunyikan di belakang punggungnya, seolah-olah Tasya miliknya. Tidak ada yang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya, walaupun seujung kuku pun. Jika ada, maka bersiap-siaplah honey:v

"Jagain dia!" perintah Rafael pada kedua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Arya dan Satya.

Mereka berdua pun hanya menganggukkan kepala serempak sambil menarik tangan Tasya pelan.

"Lo ngasih makanan apa ke Tasya?" tanya Rafael penuh amarah.

"Jawab, sialan!"

Rafael menarik kerah seragam Verro dengan membabi-buta. Verro hanya mengerutkan kening pertanda bingung, karena dia sendiri juga sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian, tiba-tiba saja ia mendapatkan serangan.

"Gue nggak tau," jawab Verro berusaha untuk tenang.

"Ck! Enggak tau lo bilang?" decak Rafael masih dengan posisi yang sama.

"WOY ... WOY ... apa-apaan lo? Lo kalo berani sama gue aja, sini lo!"

Malvin menjewer telinga Rafael dengan kuat. Rafael mengaduh kesakitan, otomatis tarikan kerah seragam Verro pun terlepas.

"Apa? Sakit 'kan lo? Sama, kembaran gue juga sakit karena lo pukul secara mendadak! Lo kalau mau jadi jagoan, jangan di sini Tong!" Malvin melepaskan jewerannya yang diganti dengan mencubit dan menepuk pipi Rafael pelan.

"Kayak cewe aja lu, Pin, Pin! Minimal ditebas kek, tu kepala!" timpal Gibran sambil terkekeh geli melihat tingkah Malvin yang menurutnya sangat menggelikan.

"Gibran, tolol!" batin Arya memijat kepalanya pusing.

"Mati lo, Gi ... ekhem!" batin Satya berdehem pelan menatap arah lain tidak tau apa-apa.

"Aduh, Kak Gibran ngadi-ngadi emang!" batin Tasya yang masih memegang perutnya yang semakin parah, keringat panas dingin pun membanjiri keningnya. Dan tiba-tiba ....

Bruk!

"TASYA! OMG!" teriak seisi kantin yang menyaksikan tontonan drama gratis para senior hits:v

"Bos, ini gimana?" Arya bingung menahan tubuh Tasya yang sudah tak berdaya.

"INGET, YAA! KALAU SAMPE TERJADI  APA-APA SAMA TASYA, LO, GUE TUNTUT! PENJUAL MAKANAN GAK HIGIENIS!"

Rafael menendang kaki meja dengan keras, Wanda yang duduk diam menyimak pun gelisah ketakutan.

"Udah Ro, jangan dipikirin orang kaya mah gitu! Songong! Belagu semua, kaya duit bapaknya halal aja," ucap Malvin santai sambil merangkul pundak Verro menenangkan.

"Emang, si Tasya kenapa si? Tumben banget, biasanya juga fine-fine aja tu anak. Baru kali ini, gue liat dia kek gitu waktu makan seblak. Setau gue, dia demen banget ama seblak. Dia juga langganan lo 'kan?" Malvin duduk di tempat Tasya sembari memandangi seblak Verro yang ada di atas meja penuh dengan tanda tanya.

"Nah, itu yang gue bingungin dari tadi. Masalah kemarin aja belum selesai, ini udah nambah lagi satu. Arrghh ...." Verro mengacak rambutnya frustrasi.

"Emm ... maaf Kak, gue pamit ke kelas duluan, ya!" Izin Wanda yang menggaruk pipinya canggung.

"Ah? Oh, iya-iya. Silahkan!" Verro mengizinkan.

Setelah Wanda pergi dari kantin, Malvin pun angkat bicara lagi.

"Gue ngerasa ada yang gak beres di sini," ucap Malvin serius menatap punggung Wanda yang sudah mengecil di pupil matanya.

"Pin, lo nggak cape? Hari ini lo full ngoceh kek burung beo? Awokawok," timpal Gibran dengan tawanya yang pecah.

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang