Part 41

6 3 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.

Ketiga gadis cantik sedang berjalan dengan santai melewati koridor kelas sambil bercanda gurau.

"Potong bebek angsa ... angsa di kuali ... jomblo udah lama ... nyesek tiap hari ...." Tasya bernyanyi menggerakkan tangannya mencosplay ayam.

"Makanya, cari pacar! Biar nggak nyesek," timpal Syila yang menoyor kepala Tasya pelan.

"Ck! Gue nggak mau pacaran, ya! Males, njirr." Tasya memajukan sedikit bibirnya cemberut.

"Belum move on lu, ya ama si ekhem?" tanya Syila menyipitkan matanya curiga.

"K-a ...." Ucapan Tasya terpotong karena mulutnya dibekap oleh Syila. Pertanda untuk diam, dia tidak butuh alasan apa pun.

"Udah deh, Sya ... lupain aja! Nih, gue ada lagu buat lo. BUKAN LAUTAN, HANYA KOLAM SUSU ... LUPAKAN MANTAN, FOKUS SAMA AKU ...." Syila mengkedipkan sebelah matanya menggoda, Tasya yang melihat itu hanya bergedik ngeri.

"Astaghfirullah ... akhir zaman," ujarnya sedikit ketakutan melihat Syila yang menurutnya sangat menyeramkan.

"Bercanda, Ayang! Muach, muach," goda Syila terus berlanjut merangkul pundak Tasya sambil pura-pura menciumnya.

"Dihh ... stres ya, lo? Na, tolongin gue Na, pliss!" Tasya menyingkirkan tangan Syila dari pundaknya, lalu bersembunyi di punggung Raina meminta tolong. Raina hanya terkekeh geli melihat tingkah laku kedua sahabatnya.

"Nggak mau, wlee ...," tolak Raina menjulurkan lidahnya meledek Tasya, Tasya yang ingin mengeluarkan suara pun kembali terdiam karena terpotong ucapan oleh dirinya.

"Dah, ya! Babay!" Raina berlari sambil terus terkekeh kecil.

"Gitu amat, nggak setia kawan banget dah tu anak!" dumel Tasya pelan.

"Hai, Ayang! Muach, muach."

"Istighfar lu, istighfar! Jangan mempercepat hari kiamat aja, lu!"

"NA, TUNGGUIN GUE WOY! HUAAA ...," teriak Tasya berlari mengejar Raina yang sekarang sudah lumayan jauh.

Syila yang ditinggal terkikik kesenangan melihatnya.

"Dipikir-pikir, jijik juga, ya."

Raina masih berlarian kecil melewati koridor kelas untuk menjauhi sahabat gilanya itu.

"Sorry, ya, Sya! Lo gue tinggal. Abisnya si Syila kek gitu, gue jadinya merinding," ujarnya yang membalikkan badan ke belakang melihat Tasya berlari menuju ke arahnya, dan mengalihkan pandangan melihat kedua tangan yang bulu tangannya berdiri.

"Aaaa ...  huh ... huh ... kampret lu, Na! Gila, si Syila makan apaan, ya bisa gitu?" tanyanya heran.

"Kamu nanya?"

"Kamu nanya, kamu nanya ... gitu aja, terus!" dumel Tasya kesal.

"Hehehe ... bercanda, gue juga gak tau. Btw si Syila, lu tinggal?" tanya Raina terkekeh kecil.

"Kamu nanya? Nggak enak 'kan lu digituin?" balas Tasya yang melipat kedua tangannya di atas perut.

"Iya, iya ... maafin, ya!" pinta Raina sambil memeluk Tasya erat.

"Jangan bikin aku, kesal!" nyanyi Tasya yang masih di dalam pelukan Raina.

"Kadang, woy! Kadang!" Raina meralat nyanyian Tasya. Tasya hanya terkikik geli.

"Wah, parah lu berdua ninggalin gue!" omel Syila yang baru saja datang menghampiri mereka.

Raina dan Tasya berpandangan untuk bersiap-siap kabur, Syila yang peka dengan itu pun mencegahnya.

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang