Part 29

19 7 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.
.

Setelah disuruh nyupir alias nyuci piring, mereka pun keluar dari cafe itu.

"Huff ... akhirnya selesai juga, gila si cuciannya banyak banget. Untung gue sering nyupir alias nyuci piring, jadi ya nggak ada apa-apanya," ujar Malvin sombong.

"Eh, btw kok lo semua bisa kompak gitu nggak bawa dompet?" tanya Malvin.

"Jodoh kali," celetuk Verro.

"Bener juga kata lo," kekeh Malvin.

"Kalian ini kalau gak ada uang, gak usah ngajak-ngajak kita ke cafe! Jadi kayak gini 'kan kejadiannya," omel Syila sambil bersedekap dada.

Malvin yang menatap Verro, kini mengalihkan tatapannya pada Syila." Lo jangan cemberut gitu, entar gue tambah sayang ... harus tanggung jawab lo!"

Syila hanya memutar bola mata malas." Sya, pulang yuk!" Syila meraih tangan Tasya yang menganggur.

Tasya pun menoleh,"ayo!"

"Sya, balik sama gue aja!" ajak Verro.

"Enggak, gue balik sama Syila!" tolaknya.

"Syila balik sama gue," timpal Malvin.

"Heh! Gue juga gak mau," tolak Syila.

"Gue gak menerima penolakan!" tukas Malvin sambil melepaskan tangan Syila dari Tasya, kemudian digenggamnya.

"Lepas! Lo gak cocok jadi cowok-cowok kayak di novel," cibirnya sambil melepaskan genggaman Malvin.

"Gue emang gak ngikutin cowok di novel, udah ... dari pada lo kenapa-napa, mending pulang sama gue!" titahnya yang kembali meraih tangan Syila.

"Iih! Udah gue bilang, gue gak mau!" Syila kembali melepaskan tangannya.

Ketika mereka sibuk beradu mulut, tiba-tiba dua motor menghampiri mereka. Alhasil pandangan mereka pun beralih pada dua pengendara itu, begitu pun dengan Tasya dan Verro yang sedari tadi menyaksikan perdebatan kedua sahabatnya.

Kemudian, dua pengendara motor itu melepaskan helmnya. Barulah mereka tahu siapa yang menghampiri mereka.

"Kak Arya, Kak Rafael!" panggil Syila.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Arya yang kini memakai jaket jeans sama halnya dengan Rafael yang kini hanya terdiam sambil memandangi Tasya.

"Kita lagi ngedate, kenapa emang?" Bukan Syila yang menjawab, tetapi Malvin. Dia kembali meraih tangan Syila.

Syila pun menoleh pada Malvin, lalu memberikan tatapan tajam." Bohong, kita gak ngadate."

Arya yang mendengar itu tersenyum miring."Lo baru dateng atau mau pulang?"

"Mau pulang," balas Syila.

"Ya udah, mau gue anterin?" Mendengar pertanyaan dari Arya, Syila kembali menatap Malvin. Malvin yang sedari tadi memasang wajah kesal, membuat Syila tersenyum miring.

"Emang gak ngerepotin, Kak?" tanyanya yang beralih tatapan pada Arya.

"Enggak, gue malah seneng bisa nganterin cewek manis kayak lo," sahutnya sambil tersenyum.

"Kak Arya bisa aja, kalau gitu gue pulang sama lo deh," ujar Syila.

"Eh, gak bisa! Lo pulang sama gue, Syil!" protes Malvin.

"Udah gue bilang, gue gak mau!" tolaknya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Malvin.

"Tapi, Syil ...."

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang