Part 09

69 18 15
                                    

"Kamu galak, tapi aku sayang."

~Malvin Putra Prayoga~

Sekarang Malvin sudah berada di parkiran bersama Syila.

"Kuy naik!" pinta Malvin ketika melihat Syila hanya diam saja.

Akan tetapi, yang disuruh malah terdiam layaknya patung.

"Woyy!" teriaknya dan sontak Syila memukul lengan Malvin.

"Eh berisik! Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak?" tanyanya kesal.

"Lagian dari tadi lo bengong mulu, kesambet lo?" tanya Malvin balik.

"Enak aja kalau ngomong, lagian mana ada setan siang bolong kayak gini." Syila memutar bola matanya malas.

"Eh lo kagak tau ya? Kan di sana
tuh ada pohon beringin." Malvin menunjuk sebuah pohon besar yang tak jauh dari tempat mereka berada.

"Ya terus apa hubungannya?" tanya Syila ketus.

"Kata orang-orang di sana itu ada penunggunya," jawabnya.

"Jangan ngawur deh lo,"

"Ngapain gue ngawur, nih ya, katanya itu penunggunya kepalanya gundul, terus berkumis, pake baju putih."

"Mana ada hantu berkumis,"

"Ya ada, kan barusan gue bilang."

"Eh tunggu! Kok ciri-cirinya kayak satpam kita sih?" tanya Syila sambil mengernyitkan dahinya.

"Emang," jawabnya.

"Hah? Jadi yang lo maksud itu satpam sekolah kita?" tanyanya.

"Iya," jawabnya.

"Gila ya lo Kak, itu satpam manusia bukan hantu."

"Lah, hantu juga kan berasal dari manusia."

"Ekhem ... " Tiba-tiba sebuah deheman menghentikan perdebatan mereka.

"Perasaan tadi ada yang nyebut-nyebut satpam, ada apa?" tanya orang itu dengan wajah sangar.

"Eng-enggak bapak salah denger
kali," jawab Malvin gugup. Pasalnya dia adalah satpam yang ditakuti siswa-siswi di sekolahnya. Entah mengapa sebabnya, mungkin karna satpam itu terlihat dingin dengan wajah sangarnya, ditambah kumis tebal melintang.

"I-iya bapak salah denger kali," timpal Syila.

"Terus tadi ada yang bilang, hantu ciri-cirinya mirip saya." Satpam itu menampilkan wajah datar, hingga membuat Malvin dan Syila saling pandangan karna bingung harus menjawab apa.

"Hmm ... Pak, udah makan belum?" tanya Malvin.

"Kenapa?" Bukannya menjawab, dia malah bertanya balik.

"Itu tadi saya kan pesen ketoprak di kantin, terus gak jadi dimakan karna keburu nganter pulang Beb Syila-- Ucapan Malvin terpotong.

"Kak!" Syila melotot pada Malvin saat mendengar panggilan dari Malvin, yang menyadari reaksi Syila, Malvin langsung memberi kode agar dia diam.

"Terus apa hubungannya sama saya?" tanya satpam itu.

"Nah itu buat bapak aja, kalau misalkan bapak belum makan," jawabnya.

"Saya gak laper," singkatnya.

Krubuk ... krubuk ... krubuk ...

Tiba-tiba sebuah suara terdengar di perut seseorang.

"Tuh Pak cacingnya udah pada
demo, kasian loh kalau didiemin nanti bisa-bisa dia tawuran," kekehnya.

"Nah iya bener Pak, kalau mereka tawuran kan bapak juga yang sakit."

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang