Part 18

37 12 0
                                    

Siang itu tiga gadis cantik sedang berkumpul di kantin sekolah. Hari ini kantin cukup ramai, aktivitas yang dilakukan oleh ketiga gadis itu tak sama. Gadis dengan rambut digerai sedang melahap bakso kuah berwarna merah. Sepertinya gadis itu memasukan banyak sambal ke dalam baksonya.

Sementara satu temannya yang memiliki rambut pendek, sibuk selfi. Dan satu temannya lagi dengan gaya rambut dikucir kuda, sibuk menunduk memainkan handphonenya.

"Eh, gue lagi bingung nih," ucap gadis dengan nametag 'Wanda Caca Septiani'.

"Bingung kenapa?" tanya gadis yang tadi makan bakso.

"Lo berdua tahu 'kan kalau gue ini youtober terkenal, dan ...."

"Apa? Youtober terkenal? Yang bener aja lo Nda, jumlah subscriber lo aja baru sepuluh." Gadis berambut pendek itu, memang sangatlah jujur, namun itu juga sangat menyakiti temannya.

"Gak usah kenceng-kenceng kali, lo mau permaluin gue, ya?" tanya Wanda kesal.

"Gue 'kan ngomong sesuai fakta," ujarnya.

"Iya, tapi jangan kayak gitu juga kali. Lo pun sama, ngaku selebgram tapi jumlah yang lo ikutin lebih banyak dari pada jumlah yang ngikutin lo," ujarnya. Sepertinya Wanda masih tak terima dengan ucapan gadis berambut pendek itu.

Siapakah gadis berambut pendek itu? Dia bernama Laras Anggelina Salsabila, masih ingatkah dengan gadis itu? Dia adalah gadis yang pernah Malvin tolong, dan pernah juga mengirim pesan pada Malvin. Ya, dia gadis yang sering menyalahkan keyboard saat chatingan dengan Malvin.

Lalu, siapakah gadis dengan gaya rambut digerai. Dia adalah Saras Intan Olivia. Wanda, Anggel, Laras, mereka adalah tiga orang sahabat seperti Tasya, Raina, dan Syila.

Wanda dkk tidak satu kelas dengan Tasya dkk, Wanda dkk berada di kelas XI IPA 3. Wanda dkk dan Tasya dkk memang tidak satu kelas, tetapi kelas mereka bersebelahan.

"Lo mau balas dendam, ya?" tanya Anggel.

"Dih, enggak. Gue juga ngomong sesuai fakta," sinisnya.

"Lo kok jadi sinis gitu sih?"

"Lo juga kenapa jadi nyolot gitu?"

"Eh, udah! Ngapain sih kalian berantem, mending kalian bagi minum ke gue. Kalian gak liat gue kepedesan gini?" Mendengar itu, Wanda dan Anggel pun memperhatikan wajah Laras yang sudah memerah layaknya tomat.

"Bhahaha ... muka lo kayak tomat tahu, Ras." Bukannya menolong, kedua temannya malah menertawakan Laras.

"Sahabat laknat emang ya, sahabatnya lagi kesusahan malah diketawain." Laras memutar bola matanya malas, kemudian dia bergegas membeli minum karena tadi lupa membelinya.

Tak lama dari itu, Laras kembali dengan membawa satu botol minuman dingin.

"Lagian salah sendiri, ngapain lo masukin banyak sambel ke baksonya," ujar Wanda.

"Yee ... kan gue mau ikutin challenge yang waktu itu gue tonton." Kini Laras sedang mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

"Kalau gak kuat, jangan so soan ngikutin kayak gitu!" nasehat Anggel.

"Gue ada ide," ujar Wanda secara tiba-tiba dan membuat kedua temannya keheranan.

"Ide apa?" tanya Anggel dan Laras secara bersamaan.

"Anggel! Kelas Kak Malvin di mana?" Bukannya menjawab, Wanda malah bertanya balik.

"12 IPA 2," jawabnya.

"Oke, thanks!" Lalu Wanda berjalan keluar kantin, tak memperdulikan teriakan kedua temannya.

"Eh, Wanda lo mau ke mana?"

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang