Part 08

67 21 7
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.
.

"Mari pulang ... marilah
pulang... marilah pulang, ke Rahmattallah!" Malvin bernyanyi sambil keluar dari kelas. Karena guru ada rapat jadi semua murid bebas untuk pulang, dan sekarang dia dan kedua temannya berjalan menuju ke kantin, yang rencananya ingin membantu Bi Minah beres-beres.

"Sonoh! Pulang ke Rahmattallah sendiri! Kalau gue si nggak dulu, gue masih pengen di sini nunggu jodoh gue dateng," timpal Gibran santai.

"Yeeee ... napa si nyambung aja lu!! Gue juga kali masih mau di sini, itu gue cuman nyanyi asal aja biar nggak sepi-sepi amat kek hati elu Gib.
Sepi nggak ada yang ngisi, HAHAHAHAHA!"

"Buset bro, gue si o aja."

"Tetangga gue ngomong gitu, besoknya mati." Malvin memasang muka datar.

"Oh ya??" tanyanya sambil menahan tawa melihat ekspresi Malvin  yang sangat kocak menurutnya.

Tak terasa mereka pun sudah di pintu kantin.

"BODO AM-" Ucapan Malvin terpotong karena melihat Tasya sendirian yang sedang kerepotan membawa tiga tas di pundaknya,dua tangannya membawa handphone dan roti serta minumannya.

"Samperin kuy!" ajak Gibran

Verro dkk pun menghampirinya.

"Sya!" panggil Vero yang melihat sekitar mencari seseorang.

Tasya yang sibuk membenarkan sesuatu yang ia bawa pun kaget dan mendongak melihat siapa yang di depannya, ternyata Vero dan kedua temannya.

"Eh, iya apa?"

"Ngapain bawa tas banyak?" tanya Verro cuek tapi kepo.

"Eum, Raina sama Syila ada di UKS. Syila sakit,"

"Oh Syila temen lo yang satu lagi ya?" tanya Malvin.

"Iya,"

"Ya udah sini gue bantuin bawain tasnya, kasian lo pasti berat bawa tas banyak-banyak gini. Sekalian gue mau kenalan sama temen lo yang namanya Syila itu," ucap Malvin sambil memindahkan tas yang dibawa Tasya ke tangannya.

"Gak ngerepotin Kak?" Sungguh Tasya saat ini gugup banget apalagi ditatap tajam oleh Verro.

"Enggaklah, kayak siapa aja lo," jawab Malvin cengengesan.

"Eh tapi kan kita mau ke kantin, mau bantuin Bi Minah beres-beres," ucap Gibran.

"Nanti aja deh, kita tolongin dia aja!"

Mendengar ucapan Malvin, seketika Gibran membalikan badannya menghadap Verro meminta persetujuan.

"Ya udah gak papa, bantu dia aja!" jawab Verro yang mengerti dengan raut wajah Gibran.

"Yok lah berangkat!" ajak Malvin dengan semangat.

Sedikit info ni ya, sebenernya dari ketiga cowok itu, Malvin ini orangnya penyayang dan baik banget. Tapi karena sikapnya yang pecicilan, jadi sikap penyayang dan baiknya nggak banyak orang tahu. Hanya orang-orang terdekatnya aja yang tahu.

💚💚💚

💚UKS💚

Kini ada enam makhluk Tuhan yang berada di UKS. Tiga pria tampan, dan tiga gadis cantik.

"Ekhem ..." Deheman Malvin memecah keheningan di antara mereka

"Kenalin gue Malvin, temennya Verro!" Malvin mengulurkan tangannya kepada Syila yang sedang berbaring di ranjang UKS.

"Iya gue Syila," ucapnya lemah sambil menyambut uluran tangan tersebut.

"Gibran, dan ini Verro!" Gibran mengenalkan dirinya dan Verro yang berada di sampingnya, sambil sedikit memajukan badan Verro ke depan.

"Syila!" jawabnya sambil mengangguk.

"Lo mending tidur aja lagi La, muka lo pucet banget!" usul Tasya.

"Ah ngga mau, gue bosen dari tadi tidur mulu," ucap Syila sambil cemberut

"Ih anjir dia lucu banget," batin Malvin.

"Atau mending lo pulang aja deh La!" timpal Raina.

"Nggak mau ah,"

"Lo pulang aja! Nanti biar gue yang anterin lo pulang ke rumah dengan selamat," ujar Malvin menengahi karena tak tega melihat wajah Syila yang sangat pucat.

"Tapi---" Belum sempat Syila menyelesaikan ucapannya, Malvin sudah lebih dulu menyela ucapannya.

"Jan kaya anak kecil napa!"

"Ish ... baru kenal aja udah rese lo!"

"Ayo mau gak? Kalau gak mau juga gak papa sih, gue juga gak maksa lo."

"Ish ya udah," ucap Syila sambil memajukan bibirnya kedepan.

"Udah gih sana!" usir Raina.

Syila yang mendengar itu, tingkat kebeteannya seketika meningkat.

"Iya-iya, gue pulang duluan ya! Jan lupa lo izinin gue ya!"

"Iya tenang aja, gue izinin lo ke Pak Budi," kata Raina.

"Ya udah makasih semuanya. Ayo anterin gue pulang!" pinta Syila galak sambil melirik Malvin, kemudian melirik Gibran dan Verro sambil menganggukan kepalanya dengan tersenyum.

"Ke gue aja galak, tapi temen gue, dia kasih senyum. Dahlah, ni anak minta gue tampol. Eh tapi dia cantik," Malvin lagi-lagi membatin.

💚💚💚

Hai! Gimana partnya? Suka gak? Kira-kira kelanjutan ceritanya gimana ya? Dan btw kasih vote+komen ya biar kita bertiga tambah semangat nulisnya🥰buat yang mau kenalan langsung DM ke akun satu-satu ya wkwk. Tenang kita-kita gak galak kok😉tak kenal maka tak tanya dah see next part

Looking For True Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang