01 - Redupnya Bintang kedua

1.2K 89 9
                                    

Semoga sukaa, maaf kalo ada typo💨Happy reading~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga sukaa, maaf kalo ada typo💨Happy reading~~~

"Terkadang baik baik saja adalah kata kiasan yang menggambarkan seseorang bahwa dirinya sedang tidak baik baik saja."ㅡSarkara Chenle Mahendra.

🌟🌟🌟

Suara deruman motor mulai terdengar disepanjang sirkuit malam ini.

Semua orang tengah menyaksikan panasnya balapan yang tengah berlangsung.

Sampai pada garis terakhir untuk penentuan siapa pemenang balapan ini membuat sebuah sorakan saling bersahutan disana.

Tepat saat digaris finish salah satu peserta balapan disana memenangkan balapan dengan begitu mudah.

"WOOOO EAGLE DREAM!" Sorak semua anggota yang menyaksikan sang ketua yang selesai balapan.

Mereka menghampiri sang ketua dengan perasaan bangga. "Wih gila gak ada duanya nih," puji salah satu temannya.

Sedangkan satu motorㅡlawan dari ketua Eagle dream itu berdecak kesal seraya menghampiri laki laki yang tengah dikerumuni oleh temannya itu.

Dia menarik kerah milik Chenle membuat laki laki itu turun dari motornya. "Gue gak terima! Lo pasti curang!" Tuduh laki laki itu.

"Weh weh apaan nih maksudnya? Lo gak liat, Chenle menang dengan caranya sendiri." Ucap Haechan menarik lengan lawannya dari kerah Chenle.

"Udahlah, gak usah arogan. Kalo kalah ya terima aja." Sahut Jeno.

"Dan satu lagi Ja, Eagle dream gak akan pernah bubar sesuai yang lo ingin." Ucap Chenle menatap lawannya itu datar.

Raja mengerang kesal. Dirinya segera pergi dari tempat itu karna malu, dirinya sangat merasa dipermalukan oleh lawannya.

Teman teman Raja pun akhirnya ikut pergi dari sana. Bahkan suasana sudah mulai sepi karna hari sudah makin larut.

"Nih uang perlombaannya," ujar salah satu teman Chenle yang menjadi wasit.

"Kasih aja, gue gak butuh," interupsi Chenle lantas diangguki oleh teman temannya.

"Club gak?" Ucap Jaemin yang berdiri disamping motornya sembari melipat tangan didada.

"Boleh, sebagian pake aja uangnya. Sisanya kasih ke gue," ujar Chenle lagi.

"Katanya lo gak butuh," ucap Haechan bingung.

"Bukan buat gue," ujar Chenle lantas diangguki oleh teman temannya.

Baru saja mereka akan segera pergi, handphone Chenle bergetar membuat semua atensi yang lain teralihkan.

Drttt...drttt...

"Hallo?"

Seketika rahang laki laki itu mengeras, urat lehernya bahkan terlihat menengang membuat teman temannya itu menampakkan ekspresi bingung.

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang