02 - First meet

667 74 1
                                    

Chenle menatap batu nisan bernamakan mantan kekasihnya itu tersenyum tipis. Laki laki itu tengah mengunjungi makam Bintang pagi ini sebelum pergi ke sekolah.

Chenle menaruh bunga Lily yang dibawanya sebelum sampai disini diatas nisan milik Bintang.

"Selamat pagi Bintang," monolog Chenle tersenyum sembari mengusap nisan milik Bintang.

"Baik baik diatas sana ya," lanjut Chenle masih dengan senyum palsunya.

Chenle terdiam sembari menutup matanya seraya berdoa untuk Bintang. Memohon agar tuhan melindungi Bintang selalu.

Setelah tersadar, Chenle membuka matanya kembali mengelus nisan milik Bintang. "Aku sekolah dulu, nanti kesini lagi, janji deh."

"Tunggu ya, aku pasti balik lagi supaya kamu gak kesepian disini." Chenle bangkit dari posisinya lantas berjalan meninggalkan makam milik Bintang.

Chenle menghela nafas panjang menghapus air matanya yang sempat keluar.

Lagi lagi Chenle tidak pernah bisa menahan rasa sesaknya saat mengunjungi Bintang. Namun dia juga tidak mau jika menangis didepan makam Bintang.

Karna Chenle sudah berjanji tidak akan sedih lagi dengan kepergian Bintang dan akan mengikuti semua pesan gadis itu.

Chenle berjalan menuju motornya melihat jam yang ada ditangannya menunjukan tersisa 10 menit untuk masuk ke sekolah.

Dirinya lantas melajukan motornya menuju sekolah agar tidak bertemu dengan guru kesayangannya itu dirumah keduanya.

•●•

Starla berlari ke arah gerbang sekolah. Dirinya telat pergi ke sekolah karna Langit yang tidak bisa mengantarkannya pergi ke sekolah.

Ditambah dirinya telat bangun karna ada tugas yang diberikan oleh pak Taeyong padanya.

"Udah ditutup," keluh Starla melihat pintu gerbang yang sudah tertutup rapat.

Dirinya pasti akan mendapat hukuman pagi ini. Jarang sekali Starla terkena hukuman karna hal ceroboh seperti ini.

Biasanya gadis itu akan pergi lebih pagi dari hari ini. Namun sepertinya takdir sedang tidak berpihak padanya.

Starla mengetuk gerbang meminta untuk dibuka. Namun tidak ada sahutan disana.

Sedangkan disamping itu Chenle berjalan ke arah gerbang, dirinya baru saja selesai menyimpan motornya diwarung belakang sekolah.

Chenle sudah menyangka bahwa dirinya akan terlambat kesekolah, maka dari itu dia akan melewati jalan belakang.

Namun baru saja Chenle ingin menjauh dari depan sekolah sosok gadis yang tadi didepan gerbang memanggil dirinya.

"Hei!"

Chenle menoleh dengan pandangan datarnya. "L-lo mau kemana?" Ucap Starla gugup.

Sial, kenapa dirinya harus canggung berhadapan dengan Chenle seperti ini.

Chenle mengedikkan bahu acuh lantas segera pergi dari sana dan mulai memanjat tembok belakang sekolah yang terhubung dengan kelas 12 Mipa 7.

Chenle segera masuk ke dalam kelas setelah mengetahui guru yang akan mengajar belum datang.

Saat dirinya masuk ke dalam kelaspun teman temannya masih gaduh akan suara bising yang dihasilkan karna perbuatan mereka sendiri.

Chenle mendudukan dirinya dikursi mejanya bersama Jisung. "Telat lagi?"

Chenle tidak menjawab, lebih baik dirinya tidur dan mulai menjemput mimpinya.

"Sialan, pergi ke sekolah cuman buat molor." Cibir Jisung namun tidak mendapat balasan dari Chenle.

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang