05 - Keputusan

398 55 1
                                    

Pagi ini Starla berjalan keluar rumah untuk segera pergi ke sekolah, sebuah suara berat terdengar dipendengaran Starla membuat langkah gadis itu terhenti.

"Jangan lupa, jawaban kamu Papah tunggu," ujar Eric yang baru saja turun dari kamarnya.

Starla mengangguk pelan. Ibunya menghampiri Starla untuk memberikan bekal padanya. "Buat kamu," ujarnya.

Starla tersenyum kecil. "Makasih banyak Ma," jawab Starla dan dibalas anggukan oleh Mamanya.

"Kalo gitu Starla pamit, Ma, Pa," ujar Starla lantas menyalami keduanya dan pergi setelahnya.

Baru saja Starla membuka pintu rumahnya. Gadis itu melihat sosok Renjun yang baru tengah berdiri didepan rumahnya.

"Renjun? Kok ada didepan rumah Starla," ucap Starla menatap Renjun bingung.

"Gue mau jemput lo, ayo kita berangkat," ujar Renjun.

Starla mengangguk semangat. "Ayo!" seru gadis itu antusias.

Renjun tersenyum lebar lantas memberikan helm pada Starla sebelum gadis itu naik ke atas motornya.

Setelah siap akhirnya mereka berdua segera pergi ke sekolah sebelum bell sekolah berbunyi.

Disepanjang jalan Starla dan Renjun hanya diam tanpa pembicaraan yang mengiringi mereka. Renjun sendiri lebih asik memperhatikan wajah cantik Starla dari kaca spionnya.

Saat lampu merah Renjun menghentikan motornya secara tiba tiba membuat Starla mengencangkan pegangannya pada pinggang laki laki itu.

"Sorry Star, lo gak papa?" ujar Renjun dan Starla mengangguk. "Gue gak papa, Renjun jangan ngelamun bawa motornya," ucap Starla.

"Iya, sorry tadi."

"Iya gak papa kok, santai aja," balas Starla.

Melihat lampu lalu lintas yang berubah menjadi hijau akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

•●•

"Makasih banyak Renjun udah jemput Starla pagi ini," ujar Starla memberikan helmnya pada Renjun.

"Sama sama, nanti pulangnya mau bareng gue lagi?" tawar Renjun namun mendapat gelengan dari Starla.

"Gak usah, soalnya Starla mau dijemput sama Pak supir dirumah," jawab Starla dan Renjun mengangguk paham.

Mereka berdua berjalan menuju kelas benar sama sama, hanya saja saat Renjun sampai didepan kelas Starla, laki laki itu langsung melanjutkan langkahnya menuju kelasnya sendiri.

"Ciee dianter Renjun," ujar Ryujin menatap temannya itu dengan senyuman jahil.

"Renjun kan tetangganya Starla," ujar Starla lantas duduk dikursinya.

"Iya juga sih," gumam Ryujin lantas menoleh ke sampingnya melihat Starla yang mulai membuka buku pelajarannya.

Namun yang Ryujin lihat hari ini terasa berbeda karna wajah Starla yang terlihat sedikit lesu dan tidak seceria biasanya.

"Lo kenapa Star? Ada masalah? Kok mukanya murung gitu sih," ujar Ryujin pada Starla.

Starla menoleh ke arah Ryujin dengan wajah lesunya. Sebenarnya dia sangat ingin menceritakan hal ini pada Ryujin, namun Starla sedikit ragu untuk mengatakannya.

"Ada yang perlu gue dengerin? Gue gak maksa lo buat cerita kalo itu pribadi," lanjut gadis itu namun Starla menggeleng.

Setelah itu Starla menceritakan permasalahannya pada Ryujin dari Papahnya yang tetap memaksa dirinya untuk meraih juara umum dan juga menjadi seorang tutor dari Chenle.

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang