06 - Ketua geng

375 49 1
                                    

Pertanyaannya cuman satu, why ni human cakep banget? Semoga suka semuanyaa maaf lama yaw mohon di maklum:)♡

"Bukan tidak ada perempuan selain dia, hanya saja hati ini masih tertuju padanya."
-Sarkara Chenle Mahendra

🌟🌟

Starla baru saja terbangun dari tidurnya, gadis itu mengusap wajahnya pelan beralih menatap ke arah jam dinding yang ada ditembok kamar barunya itu.

Setelah mengumpulkan nyawanya sebentar, akhirnya Starla berjalan menuju kamar mandinya untuk cepat bersiap pergi ke sekolah.

Selesai bersiap 15 menit, Starla keluar kamarnya untuk gabung bersama Fazwan dan Sarah sarapan pagi ini.

"Selamat pagi, Om, Tante," sapa Starla dan dibalas senyuman ramah oleh pasangan paruh baya itu.

"Pagi Starla, ayo duduk kita sarapan bareng," ujar Sarah yang tengah sibuk menyiapkan makanan untuk suaminya itu.

"Oh ya, Chenlenya udah bangun?" ujar Sarah lagi dan Starla menggeleng tidak tahu.

"Ah anak itu selalu saja telat bangun," ujar Sarah membuat Starla tersenyum canggung, sedangkan Fazwan sendiri tengah sibuk membaca koran ditangannya.

Tak berselang lama akhirnya sosok laki laki berbadan tinggi melangkah kan kakinya ke lantai bawah rumahnya.

Suara sepatu yang menyatu dengan lantai rumah membuat ketiga orang yang tengah berada diruang makan tertuju padanya.

"Chenle!" panggil Sarah namun tidak mendapat respon dari anak laki laki itu.

"Sarkara kamu gak dengar Mama panggil?!" Suara berat milik Fazwanlah yang berhasil membuat laki laki itu berhenti ditempatnya berdiri.

Chenle menghembuskan nafas pelan. Dirinya malas jika harus ribut sepagi ini dengan kedua orang tuanya.

"Apa?" ujar Chenle dengan wajah tanpa ekspresi menatap orang orang yang ada dimeja makan.

"Kamu pergi sama Starla ya, dia juga mau berangkat sekolah," ujar Sarah sembari menatap ke arah Starla sekilas.

Chenle refleks menoleh ke arah gadis yang duduk dimeja makan milik keluarganya itu dengan tatapan mengintimidasinya.

"Saya rasa dia masih mampu berjalan sendiri," sarkas Chenle membuat Sarah diam diam menghembuskan nafas kasar.

"Dia tutor kamu, harusnya kamu lebih sopan sama dia, Chenle," ujar Sarah dengan nada dilembut lembutkan.

"Ajak Starla, atau motor kamu yang Papah sita, Chenle!" tegas Fazwan membuat Chenle menghembuskan nafas dari mulutnya.

"Terserah," ucap anak laki laki itu lantas pergi keluar rumahnya tanpa berpamitan.

"Ahh maafin Chenle ya Star, kamu bisa berangkat sekarang. Untuk jadwalnya nanti tante kasih tau ke kamu pulang sekolah," ujar Sarah.

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang