20 - Club malam

351 47 3
                                    

*ges aku minta maaf ya, baru sadar ada yang salah dinama tokoh Artnya Chenle xixixi, tapi udah aku revisi jadi sartini. Kalo ada typo atau salah langsung dikomen aja yaa, maaciw.

Happy reading🌷

🌟🌟🌟

Seseorang berpakaian jas hitam dibalut kemeja abu didalamnya berjalan menghampiri sosok wanita yang tengah berdiri dihadapannya.

Wanita itu tersenyum menyambut kedatangan sang pengacara yang dipanggilnya siang ini. "Bagaimana? Sudah kamu urus semuanya?" ujar Sarah to the point.

Pengacara itu mengangguk. "Semua suratnya sudah saya siapkan, kita tinggal menunggu pak Fazwan siuman agar segera menandatangani suratnya, Bu," papar sang pengacara Lee.

"Bagus," sebut Sarah. "Saya yakin Fazwan tidak bisa melihat suratnya dengan jelas karna kecelakaan itu membuatnya buta dan harus dioperasi, dan sebelum itu saya mau dia menandatangani suratnya," tutur Sarah.

Pengacara Lee mengangguk paham.

Bino, laki laki itu mengikuti langkah ibunya sejak awal dan bersembunyi dibelakang mereka dibalik barang barang yang sudah tidak terpakai disana.

Bino sendiri tidak mengerti, kenapa ibunya pergi ke rooftop rumah sakit dan menemui pengacara Lee secara privasi seperti ini. Padahal biasanya Sarah akan mengajak dirinya berbicara dengan siapapun itu.

Sepertinya sesuatu tengah direncanakan oleh ibunya tanpa sepengetahuan Gabino.

"Gue harus cari tau," gumam anak laki laki itu.

Chenle dan Starlaㅡyang ada dibelakang laki laki itu melangkah masuk ke dalam rumah sakit untuk mengunjungi sang Papah. Kebetulan Chenle mendapat kabar dari sekertaris Choi agar Chenle cepat menemuinya dirumah sakit.

Suara ambulance yang terdengar nyaring kentara bahwa ada pasien yang baru saja datang. Sebagian perawat berlari membawa brankar rumah sakit untuk memindahkan pasien agar cepat sampai diruang rawat.

Sebelum itu mereka berpas pas-an dengan Starla yang tidak memperhatikan jalannya dan hampir diterobos oleh rombongan perawat yang membawa brankar tersebut.

"Pemisi!"

Dengan cepat Chenle menarik tubuh Starla menjauh dari jalan perawat itu sampai menambrak dinding rumah sakit yang ada disana.

Starla menghembuskan nafasnya terkejut karna Chenle tiba tiba menarik tubuhnya brutal. "Lo udah gila?! Lo hampir ditabrak sama mereka!" pekik Chenle tepat diwajah gadis itu.

Bahkan Starla bisa merasakan deruan nafas Chenle yang khawatir akan kondisinya itu.

"Starla tau, Chenle gak bentak Starla juga paham kok," balas Starla yang justru memalingkan wajahnya kearah lain.

Rasanya Starla ingin menangis setelah mendengar Chenle yang membentaknya seperti tadi, itu membuatnya takut dan semakin merasa bersalah.

Chenle menjauhkan tubuhnya dari Starla seraya menghela nafas kasar. "Duluan ke ruangan Papa, gue harus pergi," ucap Chenle lantas pergi meninggalkan gadisnya yang masih berdiam ditempat.

Chenle tidak habis pikir, kenapa dirinya harus mengkhawatirkan Starla seperti itu, padahal siapa Starla dihidupnya? Bukannya Chenle tidak peduli jika sesuatu terjadi padanya? Lagi pula, Starla hanyalah pekerjanya, tidak lebih.

Merasa pikirannya kacau, akhirnya Chenle memutuskan untuk pergi ke rooftop rumah sakit untuk menenangkan dirinya sebelum bertemu dengan sekertaris Choi.

(i) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ [ᶜʰᵉⁿˡᵉ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang