5. Mbak Istri Pov : Cantiknya Bikin Ngilu..

1K 40 2
                                    

Selamat Membaca..

______________

Sedang asik menggosok rambut basahku dengan handuk, tiba-tiba sebuah tangan dengan usil melingkar di pinggangku. Sontak saja aku menjerit.

"AAHHH!"

"Ssshhuutt!"

Dengan kurang ajarnya mulutku dibekap oleh si pelaku. Aku menoleh sedikit dan mendapati wajah tidak berdosa dari laki-laki yang tidak lain adalah suamiku sendiri. Kurang Ajar! Apa dia sengaja ingin membuat dirinya menjadi Duda Keren, dengan membuatku mati jantungan dan sesak nafas?

Tunggu! Duda Keren?! Gila saja! Aku ralat! Dia tidak keren sama sekali.

Dia melepaskan bekapan tangannya dimulutku. Aku menoleh dan menatapnya sinis. "Cantik banget sih, Istri Sholehaku.." bisiknya. Ok! Ucapan terakhirnya Itu pasti sindiran.

"Cantiknya bikin Ngilu.." tambahnya lagi dengan nakal, masih berbisik ditelinga kananku.

Aku menebalkan muka, dan membalik badan. Sementara tangan kekarnya masih melingkar nyaman di pinggangku. Dengan kesal aku memukul mulutnya seperti seorang ibu memukul anaknya yang sudah lancang berbicara kotor.

"Aduh, Sakit Nisa!" Aduhnya. Wajahnya cemberut, lucu. Benar-benar berbeda dengan karakternya di depan orang lain.

"Hukuman, karena tadi pagi Bapak udah lancang nyium saya dan sudah berani ngomong kotor di telinga saya." kesalku.

Mata Pria itu menyala. Bukan sorot kesal, tapi sorot lembut. Perlahan dia mendorong tubuhku, berjalan mundur. Maksudnya aku yang mundur, sementara dia terus maju memepetku.

Aku menoleh kebelakang, dan kemudian kembali menatap matanya. "Pak? Bapak mau Bunuh saya ya?" tanyaku khawatir. Bagaimana tidak khawatir? Sedang dibelakang sana adalah pintu balkon yang terbuka.

"Pak? Saya nggak maksud kok-- Aduh! Pak Aru!" tubuh bagian belakangku membentur pintu kaca balkon. Mengabaikan rasa sakit di punggung, Aku menatap mata Pak Aru dengan takut. Ok! aku harus memanggil namanya bukan? Dan namanya siapa kemarin? Aruputra? Ah! Antasena Aruputra.

"Pa-Pak Ar--mmhhh.."

Lancang!

Dia kembali menciumku. Membuat isi otakku kosong seketika. Mataku melotot menggambarkan keterkejutanku. Aku mencoba mendorongnya, tapi dia dengan cepat pula mengunci pergelangan tanganku.

Walau dia melakukannya dengan lembut, tapi aku tetap merasa sesak napas. Aku mulai sedikit berontak karena hal itu. Dan Pak Aru nampaknya mengerti. Dengan perlahan dia melepaskan tautan bibir kami. Dia tersenyum puas sambil meraba bibir bawahku, sementata aku masih terengah dengan perasaan terkejut sambil beberapa kali menatap Mata dan bibirnya secara bergantian.

Aku kira ini akan berakhir begitu saja. Tapi aku salah. Ini masih berlanjut. Pak Aru kembali melumat bibirku. Entah setan dari mana yang merasukiku, pelan-pelan aku mulai membalasnya.

Tapi aku rasa ini bukan setan. Kami--kami sudah halal bukan?

Mana mungkin setan ada diantara kami berdua?

Dia melepas tautan bibir kami, membuatku kembali terengah. Dia kembali menyentuh bibirku lembut, "Hukuman, karena kamu udah berani mukul Bibir Saya.. Dan sudah berani bicara kasar ke saya.." bisiknya lembut.

Hal itu sontak, membuatku membuka mata dan menatapnya. Ya Tuhan! Aku bahkan tidak sadar telah menutup mata. Apa itu berarti aku menikmatinya.

No!!

Aku mendorongnya kasar. "Mesum!"

"Tapi, kamu suka kan di mesumin.." Dia tertawa.

"Saya eng--"

Mas Suami VS Mbak IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang