23. Mas Suami POV : Cuma Sama Kamu Kan..

380 15 0
                                    

Selamat Membaca 📖 🤗

______________________________

"Bapak? Mau kemana?"

Anisa tiba-tiba muncul mengintip dari balik pintu kamar kami. Yah, kami sudah kembali lagi ke rumah kami beberapa hari yang lalu. Kami berdua mempercayakan Mbok Yah dan Radit untuk menjaga Nadin di sana.

Kami baru pulang dari kampus, dan aku sedang berganti pakaian. Aku berbalik menatap Anisa yang kini sudah berdiri di depanku.

"Saya harus pergi ke kantor sebentar, Ada meeting sama client." Aku meraih tubuh Anisa, dan menariknya dalam pelukanku.

Anisa terkejut, "Bapak ihh!" Dia pura-pura marah. Membuat aku gemas, ingin memakannya.

Akhir-akhir ini Anisa mulai bersikap manis padaku. Aku sangat menyukainya. Semoga dia selalu seperti ini.

"Nggak mau makan dulu?" Tanya Anisa, mendongakkan kepalanya. Aku menunduk dan mencium keningnya. Gemas sekali melihat wajahnya.

"Nanti makan malam saja ya?"

Anisa mengangguk "oke.."

"Makan kamu.." mataku menatap intens pada bibir mungil, nan tebal itu.

"Ih!!" Anisa menggeliat, ingin melepaskan diri tapi aku menahannya.

Aku berhasil mencuri satu kecupan.

"Nakal banget sih!"

"Cuma sama kamu kan.." aku kembali mengecup bibirnya.

"Dasar mesum!" Dia memukul dadaku pelan. Wajahnya memerah, apa dia menahan malu? Lucunya.

"Kan mesumnya sama kamu doang.."

"Bapak!"

"Iya sayang.."

Anisa menenggelamkan kepalanya dalam dadaku. Dia benar-benar malu. Dan sialnya melihatnya seperti ini tubuhku merasa panas. Namun momen itu buyar, saat Anisa mencubit pinggangku dengan kencang.

"Aduh!!"

"Dasar mesum!"

Anisa melepaskan diri dariku, sementara dia bersidekap dada dan berpaling. Aku hanya tertawa renyah seperti biasanya.

"Gombal!"

"Iya kan cuma sama kam--"

"Iya.. iya.. cuma sama saya!"

Aku terkekeh. Anisa menunduk malu, menahan senyumnya.

"Bapak ini niat banget beliin saya Macbook!" Anisa duduk diatas ranjang sambil membuka macbook miliknya yang aku belikan beberapa hari lalu, bersamaan dengan ponsel untuk Nadin.

"Anisa!" Aku menatap Anisa dengan jengah. Dia sudah mengatakan ini berkali-kali.

"Iya.. iya.. makasih Mas Suami."

Aku melirik Anisa, "Mas?"

Hatiku serasa dipenuhi bunga, saat mendengar Anisa memanggilku demikian.

"Udah sana Bapak berangkat kerja." Anisa menunduk, seperti nya dia kembali merasa malu.

Aku tersenyum dan mendekatinya, meraih wajahnya yang menunduk agar mendongak. Aku menunduk mencium kening dan bibinya sekilas. "Cantik.."

Anisa mendorongku, "Saya memang Cantik tau Pak.." dia mengibaskan rambut pendeknya ke belakang.

Aku terkekeh, dan mengusap kepalanya.

"Saya berangkat.." Aku kembali mendekat, dan berbisik "Mbak Istri.."

Mas Suami VS Mbak IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang