Haii Yaarr..
Makasih banget udah nunggu dan baca cerita ini.. padahal masih absurd dan berantakan.
Saya sangat menghargai, teman-teman yang menunggu cerita Mbak Anisa sama Pak Aru ini. Maaf juga karena updatenya lamaaa.. Buanget. Jujur saja, karena ada pekerjaan lain yang harus Saya jalani juga.
Dan ya..
Kalau saya lihat, di sini banyak banget silent reader nya. Jadi itu juga bikin saya agak males buat lanjutin ceritanya.
Tapi insyaallah akan tetap saya lanjutin Pelan-pelan.
Terimakasih untuk dukungannya. Dan selamat membaca.. 📖🙃
__________________________________
"ISAAA!!!"
Aku yang melamun tersentak dengan tepukan keras yang mendarat di jidatku. Benar-benar tepukan yang keras dan menyakitkan. Kepalaku sampai berdenyut nyeri.
"Nggak habis tuh kuku, Lo gigitin?" Roni Duduk tanpa permisi di depanku. Aku menatapnya sengit. Ingin sekali membalas pukulannya dengan menggunakan mangkok bakso di depanku.
Mangkok Bakso? Bahkan aku tidak sadar kapan pesanku datang. Huh..
"Bang Asep? Mie ayam satu yaa.." ucap Roni pada anak pemilik kantin.
Aku tidak terlalu peduli, dan mulai menuangkan saus, sambal dan sedikit kecap di mangkok ku.
"Saa? Lo kenapa sih?" Tanya Roni. "Itu sambel nggak sekalian Lo tuang semuanya?" Tanyanya.
Aku berkedip beberapa kali, dan melihat mangkok ku penuh dengan sambal. "Ssss.. anjir banyak banget?" Tanyaku, pada diriku sendiri.
Aku merutuki tingkah aneh ku. Aku pikir ini akan berhenti, tapi tidak! Ini Terus berlanjut sampai sekarang. Sejak kemarin bayanganku di penuhi akan wajah pak Aru yang menggodaku. Aku tidak bisa tidur dengan tenang. Bahkan saat pak Aru menarik paksa tubuh gemoy ku ini untuk dia peluk, aku merasa kikuk.
Memangnya boleh aku merasa se-geli itu? Pada suami ku sendiri?
Oh tuhan!
Tanpa sadar aku menggebrak meja makan yang membuat beberapa orang melihat ke arah meja kami.
"Sa?!" Roni melotot, dan mulutnya berkomat-kamit mengomel padaku.
Aku membuang nafas kasar, dan mengaduk bakso ku. Aku tidak masalah sambalnya kebanyakan. Aku masih bisa menelannya, karena aku maniak sambel.
"Ron?" Panggilku.
Roni menatapku, sambil mengaduk-aduk mie ayamnya. Lihat! Aku bahkan tidak tau kapan pesanan Roni datang. Kemana sih jalan pikiranku?
Roni tidak menjawab dia hanya menatapku, sambil mengangkat sebelah alisnya. Sok Tampan sekali orang Jakarta satu ini.
"Hah! Aku kenapa ya Ron?"
"Ya gue nggak tahu, Lo kenapa. Lo nggak bilang." Jawab Roni.
"Cok!"
"Eh!" Roni melotot. Namun bibirnya tersungging. Senang sekali wajahnya melihatku berbicara kotor. Tapi mau bagaimana? Aku tidak bisa mengendalikan perasaan kesal ini.
"Aku takut sama Pak Aru.." aku menggigit bibir bawah dan menunduk. Menusuk satu bakso dan memakannya.
"Takut? Kenapa? Dia KDRT sama Lo?" Aku menggeleng menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Suami VS Mbak Istri
Random⚠WARNING⚠ BANYAK TYPO⚠ cerita masih absurd dan acak-acakan. * * * Mari simak kisah Perjuangan Mas Suami yang tampan dan mapan ini dalam Usahanya menjinakkan Mbak Istri yang keras kepala, nakal, dan suka seenaknya sendiri. "Btw, Yakin?!! situ masih m...