TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR..
DAN
SELAMAT MEMBACA..
__________________________________
Setelah memasukan dan menata barang belanjaan di kulkas, aku memutuskan untuk rehat sejenak diatas sofa yang berada di ruang tamu. Sementara Pak Aru, sejak kami keluar dari mobil dan seseorang menelponnya, dia belum menampakkan batang hidungnya lagi di hadapan ku.
Mengingat kejadian di mobil tadi, rasanya aku sangat ingin menenggelamkan wajahku ke dalam air. Aku bahkan bisa merasakan pipiku yang memanas. Oh Ya Tuhan! Malu sekali rasanya..
Ah! Sudahlah lebih baik aku menonton televisi saja, dan melupakan kejadian tadi.
Aku yang merasa lelah, mungkin karena seharian marah-marah ini, entah sejak kapan tertidur dengan lelap di atas sofa. Hingga tiba-tiba aku sudah terbangun di atas Ranjang dengan posisi yang? Nyaman namun sedikit mengganjal. Tunggu? Apa ini? Kenapa keras. Aku meraba-raba permukaan tempat yang aku tiduri. Hingga sebuah suara mengagetkanku.
"Anisa! Kenapa tangan kamu nakal sekali?"
Sontak saja mataku yang semula terpejam nyaman menjadi terbuka lebar. Apa-apaan ini?
"Aaahhh!!" Teriaku sambil memukul dadanya yang tidak tertutup kain. Aku langsung berdiri dan memeriksa kondisi tubuhku.
"Kenapa Bapak nggak pakai baju sih?!"
Aku menyadari pakaianku masih lengkap, hanya saja hijabku sudah terlepas dari kepalaku. Dia menatapku dengan malas.
"Saya belum memperkosa kamu Anisa. Jangan berlebihan." Katanya. "Saya hanya merasa gerah saja." Lanjutnya.
"Terus gunanya pasang Ac disitu buat apa Pak?" Tanyaku dengan kesal, sambil menunjuk ke arah AC yang tertempel di dinding kamar.
"Sengaja, biar bisa bersentuhan sama kamu." Ucapnya dengan menaik turunkan Alisnya
Karena kesal aku lempar saja mukanya dengan bantal. "Dasar Mesum!"
"Mesum sama istri sendiri, sudah halal sayangku.." ucapnya dengan menggoda.
IIIHHHH! Aku malas dengan godaannya.
Aku abaikan ucapannya dan berlalu meninggalkan kamar, memasuki kamar mandi. Di dalam kamar mandi, aku masih saja menyumpah serapahi suamiku itu.
Hingga aku keluar kamar mandi dan mendapati dia sedang tertidur lelap kembali. Sejujurnya aroma tubuhnya benar-benar memabukkan. Aroma mint yang menyejukkan hidungku. Hanya saja aku masih terlalu takut untuk menjalin kedekatan dengannya. Entah kenapa aku tidak tahu.
Namun, aku sudah bertekad aku akan pelan-pelan merima Pak Aru sebagai suamiku. Karena dia cukup tampan, kaya, dan mempesona.
Hm! Aku bilang dia cukup tampan. Bukan tampan sekali. Aku menggigit bibir dalamku, dengan perasaan gelisah.
Dengan perlahan aku mendekat kesisi tempat tidurnya. Entah setan apa yang merasuki aku, aku berjalan mendekatinya, dan duduk di sisinya. Mengamati caranya tertidur, Dan bahkan aku juga sempat menikmati pahatan indah sang pencipta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Suami VS Mbak Istri
De Todo⚠WARNING⚠ BANYAK TYPO⚠ cerita masih absurd dan acak-acakan. * * * Mari simak kisah Perjuangan Mas Suami yang tampan dan mapan ini dalam Usahanya menjinakkan Mbak Istri yang keras kepala, nakal, dan suka seenaknya sendiri. "Btw, Yakin?!! situ masih m...