11. Mbak Istri Pov : Bapak Gila (21++)

1.5K 36 0
                                    

2 Part untuk hari ini..

Terimakasih sudah mampir, dan selamat membaca Yaar..🤗

_______________

Roni menggiring tubuhku ke arah undakan, menjauhi Dea. Dan aku hanya menurut saja.

"Gue jel--"

Belum selesai Roni berbicara, seseorang tiba-tiba saja menarik dan memukul wajahnya.

"Wuih! Mantap!" Teriak Dea dari kejauhan.

Berisik dan riuh para mahasiswa lain juga memenuhi area kampus. Kejadiannya yang begitu cepat, hingga aku tercengang.

Aku menatap tidak percaya kepada seseorang yang dengan teganya memukul Roni, hingga membuat pria itu tersungkur.

"Pak Sena!"

Seorang Perempuan matang, yang aku ketahui seorang Dosen yang mengajar di kampus ini mendorong mundur tubuh Pak Aru. Iya! Pak Aru, Suamiku. Dia adalah orang yang memukul Roni.

"Apa yang Bapak lakukan?!" Tanya perempuan yang bernama Santi itu.

Bukannya menjawab Pak Aru malah maju dan menarik kerah baju Roni, ingin kembali meninju wajahnya.

"Bapak?!"

Aku berlari dengan cepat menuju Roni, dan melindungi tubuhnya. Aku menutup mataku dengan erat, saat tangan Pak Aru yang mengepal akan jatuh ke wajahku. Namun sudah cukup lama, aku menutup mata, namun tidak terjadi apa-apa. Akhirnya, dengan berani aku membuka sebelah mataku. Dan aku melihat mata Pak Aru sedang menatapku dengan sorot tajam. Aku tidak tahu, kenapa dia bisa semarah itu. Dia tampak menakutkan sekarang.

Nafas Pak Aru berderu dengan kuat, membuatku membuka kedua mataku dan menghela nafas lelah. Ada apa dengan dia?!

Tanpa kata dia menurunkan tangannya dan menarik erat tanganku. Aku yang jengkel karena merasakan sakit pun berontak.

"Lepasin pak!" Aku berhasil memutuskan genggaman tangannya. "Sakit tahu!" Desisku.

"Pulang!"  Bentaknya.

"Bapak kenapa Sih?" Aku mengedarkan pandangan ku ke sekitar. Benar saja, sekarang kami sedang menjadi pusat perhatian.

"Pak Sena! Kenapa Bapak membuat masalah?" Bu Sinta mendekat, dan meraih lengan Pak Aru. Namun Pak Aru menepisnya. Aku bisa melihat raut wajah Bu Sinta yang bingung dengan sikap Pak Aru.

"Bapak bisa mendapat masalah, karena memukul mahasiswa Bapak sendiri." Kata Bu Sinta.

Mahasiswa? Mahasiswa sendiri? Apa aku tidak salah mendengar. Sial! Sepertinya tidak.

"Saya tidak peduli! Dia pantas mendapatkannya! Karena sudah berani menyentuh istri saya!" Pak Aru berkata lantang seraya menatap Roni dengan tajam.

"I.. Istri?!" Wajah Bu Sinta terlihat kaget, dan dengan cepat melihatku.

Bukannya menjawab Pak Aru justru kembali menarik tanganku. "Pak?!"

Karena aku terus memberontak, Pak Aru dengan entengnya mengangkat tubuhku yang gembul. Dia menggendong tubuhku, seperti menggendong bayi. Astaga Aku malu.

Pak Aru benar-benar mengabaikan tatapan-tatapan orang-orang yang melihat kami dengan penasaran. Kecuali, Dea dan Roni tentunya. Karena mereka jelas tahu, bahwa kami sudah menikah.

Memang, pernikahan kami di langsungkan secara sederhana, dan tidak banyak tamu undangan yang tiba. Aku bahkan tidak mengenal dan tidak tahu, keluarga Pak Aru. Karena memang aku tidak memikirkannya saat itu. Tapi sekarang? Oh astaga! Baiklah! Aku harus menanyakan hal ini padanya nanti.

Mas Suami VS Mbak IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang