24. Mas Suami POV : Apa-Apa Nggak Boleh

460 19 0
                                    

Terima kasih Sudah mampir

Dan

Happy Reading Yaar 📖 🤗

***
Sorry Typo
___________________________

Aku hanya diam dengan wajah datar meletakan belanjaan titipan Anisa di meja kasir. Tatapan aneh yang ditunjukkan mbak-mbak kasir pun aku hiraukan.

Mungkin karena dia tidak tahan, akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya. "Wah, masnya perhatian sekali sama pacarnya.." sambil mengulurkan sekantong kresek penuh itu padaku.

"Istri saya." Kataku dengan wajah datar.

"Ohh, sudah menikah toh.." dia tersenyum kecil. Entahlah apa artinya itu.

Aku menyelesaikan pembayaran dan segera pergi. Tidak peduli dengan apa yang ada dipikiran orang-orang itu.

Setelah berjalan beberapa saat, Aku berhenti sejenak untuk membeli pesanan Anisa lagi. Jujur Aku senang sekali jika Anisa meminta bantuan padaku seperti ini. Aku jadi merasa sangat di butuhkan olehnya.

"Pak Tahu Tek nya 2 bungkus ya, satu pedes banget, satu sumer aja."

Yah.. jadinya Anisa tidak masak, katanya sedang ingin makan Tahu Tek Tek yang pedas dengan bumbu kacang yang banyak. Masih ingat betapa semangatnya dia mengatakannya padaku siang tadi.

"Bumbu kacang sama telurnya di tambahin ya Pak.."

"Siyaapp Mas.."

Setelah 10 menit menunggu, akhirnya pesanan ku sudah jadi. "Berapa Pak?" 

"Tambah telur, jadi 28 Mas."

Aku menyerahkan uang 50 ribu padanya, "Ambil aja kembaliannya Pak.." kataku.

"Hehehe, makasih mas.. ini yang karet dua pedes banget ya." Katanya.

Aku mengangguk dan berbalik, kembali memasuki mobil. Tidak, aku tidak pulang. Aku masih punya satu titipan  lagi.

Mencari di google map, dimana kedai terdekat. Dan saat sudah menemukannya aku segera menuju ke sana.

"Untung masih searah."

Sampai di depan kedai, aku segera mengantri untuk memesan. Tiba giliran ku aku memesan apa yang Anisa inginkan dan juga memesan satu untuk ku.

"Pake boba ya mas."

"Matcha pake boba, sama choco latte pake boba?"

Aku mengangguk, mendengarnya. "Totalnya 30 ribu Mas."

"Pake QRIS ya mas.." aku men scan kode di depan dan menunjukkan pembayaran berhasil.

"Monggo.."

"Ini pesanannya mas, terimakasih"

"Terimakasih."

Aku suka, mereka tidak membuatku menunggu lama. Dan sekarang saatnya pulang. Aku rindu gadisku.

Sampai di rumah, aku melihat Anisa tengah duduk menonton televisi sambil menangis.

"Assalamualaikum Mbak Istriku.."

Dia menoleh dengan wajah merah dan mata sendu. "Wa'alaikum salam.."

Aku duduk di sampingnya, dan melihat apa yang tengah dia tonton. "Nonton apa sih?"

"Kamu sampai nangis gini."

"Film India."

"Iya tahu, maksudnya kenapa sampai nangis begini?"

Mas Suami VS Mbak IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang