RBC||TWO✨

257 39 0
                                    

Mashiho berjalan kesana kemari dengan jari telunjuk yang ia letakkan di dagunya, terhitung kurang lebih sepuluh menit pemuda itu berjalan bolak balik hanya untuk mengingat nama ramuan yang pernah ia temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mashiho berjalan kesana kemari dengan jari telunjuk yang ia letakkan di dagunya, terhitung kurang lebih sepuluh menit pemuda itu berjalan bolak balik hanya untuk mengingat nama ramuan yang pernah ia temui.

"Acronite." pekik Mashiho lalu ia kembali duduk di tempatnya.

Maera mengangguk. "Memang, ramuan Acronite tergolong dalam racun, tapi racun itu berasal dari luka anak panah yang ada di bagian punggung dan perutnya, sedangkan cairan Ashpodel, ada orang yang sengaja mencampurkannya pada makanan atau minuman yang akhirnya di konsumsi Letta, cairan ini sebenarnya memiliki cara kerja lamban, kurang lebih 2 sampai 3 hari, dan jelas Letta udah di racuni beberapa hari sebelum kematian dia."

Yoonbin seketika memegangi kepalanya. "Gak ngerti." ya gimana, Yoonbin yang spesialis bolos disuruh mikir tentang sihir.

"Semua racun yang di pakai, itu berasal dari para penyihir." lanjut Maera.

"Gue inget." pekik Hyunjin.

"Semua hasil ramuan tiba-tiba ilang pas gue masih umur lima tahunan, dari semua toko, sekolah sihir, bahkan kebun penghasil bahan bakunya pun tandas, yang kesisa cuman di istana." jelas Hyunjin.

"KAPARAT!"

Bugh

Bugh

Suara berisik membuat semua anggota termasuk Hyunjin dan Maera menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Tidak, keributan tidak terjadi di dalam istana, tetapi tepat berada di daerah luar.

Semua orang bergegas menuju halaman istana, beberapa pria memaksa masuk ke dalam istana, tetapi berhasil dihalang oleh prajurit, dan jangan lupakan oknum yang berteriak tadi.

Victoria menendang, memukul bahkan mencakar orang-orang itu dengan ganasnya hingga beberapa dari mereka bergerak mundur.

"WOY RIA LO LAGI HAMIL, JANGAN SOK SOK AN DEH LO!!!" teriak Hyunsuk.

"KEREN RI, TERUSKAN JANGAN KASIH AMPUN." timpal Jihoon yang langsung di beri pukulan keras oleh Hyunsuk.

Sedangkan Asahi, pemuda itu kewalahan karena tingkah penyihir berdarah campuran tersebut yang tidak wajar untuk seorang wanita hamil pada umur semuda itu. "Victoria, udah."

"Maju lo! Di kira gue takut hah?"

"Berhenti atau aku seret ke dalem."

"Awas lo, Asahi." bantah Victoria, bisa kalian bayangkan sendiri penderitaan Asahi setiap hari.

"Victoria Hearthly!"

"Asahi Werionz!"

"Watanabe?!"

"HARUTO!"

"Apasih?" seru Haruto ketika namanya ikut di seret dalam pedebatan tak jelas itu.

"Udah masuk ayo." ucap Asahi sambil membawa paksa istrinya yang memberontak minta dilepaskan.

"Mental Asahi kuat banget ya." celetuk Jaehyuk.

"Kayaknya kalo Jihoon yang di posisi Asahi, bakal ancur Athanatos udah."

"Masuk semua, tutup gerbang utama sama gerbang belakang, bawa mereka ke sel bawah tanah." perintah Hyunjin yang di balas anggukan oleh semuanya.

Bruk

"Mau ke mana?"

"Hogwarts." jawab Vionny seadanya.

Hyunjin dengan sigap menahan tubuh kecil adiknya itu. "Gak ada, di luar bahaya."

"Tapi bang-"

"Gak ada, masuk." tegas Hyunjin.

Vionny berdecak. "Ah lama, anjing."

"VIONNY!"

Gadis itu berlari sekencang mungkin, melesat melewati pintu gerbang yang hampir tertutup.

Hyunjin yang akan mengeluarkan suaranya seketika terdiam oleh teriakan yang terdengar jelas"GAK USAH SURUH ORANG TEMENIN GUE, ATAU GUE GAK AKAN BALIK"

Brak

"Albus Dumbledore!"

Vionny datang dengan nafas tersenggal, bagaimana tidak jika ia berlari dari istana menuju Hogwarts dan dengan bodohnya gadis itu tidak menggunakan sapu terbang miliknya, di tambah rasa kesal karena selama ia sampai di sekolah sihir tersebut, ia mendapat tatapan aneh dari siswa siswi disana.

"Gak usah marah ya, bapak ganteng, maaf kalo lancang, biarkan aku bernafas sebentar."

"Siapa-" lagi-lagi ucapan pria tua itu terpotong karena rengekan gadis di hadapannya itu.

"Diam, tolong." ucapnya lalu menyerahkan satu botol berukuran sedang ramuan hitam pekat.

Aku salah apa ya kak?- kakek Albus

"Anda bilang semenjak pencurian ramuan duapuluh tahun yang lalu ada satu ramuan yang menghilang hingga sekarang, kan?"

"Dari semua buku ramuan yang saya baca, hanya jenis ramuan ini yang belum terlihat keberadaanya."

"Acronite? Ini benar-benar Acronite?" tanya pria tua itu sambil memendangi cairan hitam di tangannya.

"Pake nanya."

Vionny mengangguk. "Sejak dua tahun yang lalu, salah satu murid anda sekaligus adik saya, Violetta Heartfall meninggal terkena ramuan ini, awalnya saya tidak yakin dengan perkataan Reyla dan Maera san tentang ramuan itu, tetapi setelah dua tahun saya teliti, memang benar itu Acronite yang salama ini menghilang." jelas Vionny.

"Darimana dapatkan ramuan ini?"

"Acronite yang sempat membeku di dalam jantung Pangeran Demon beberapa tahun lalu."


Albus Dumbledore

Kepala Sekolah Sihir Hogwarts. Merupakan seorang ahli sihir yang bijaksana dan paling dihormati di dunia Sihir.

Tbc.

RETALIATION BY CLONINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang