Ruang ramuan istana penyihir terlihat berisik karena ulah sebelas anggota yang saat ini sedang sibuk dengan gerutuan mereka sedangkan tiga orang lainnya tengah sibuk dengan beberapa bahan ramuan yang ada di hadapan mereka.
"Lo ngerti?" tanya Jihoon pada Yoonbin yang sedang menatap kosong tiga orang yang sibuk dengan beberapa alat di tangan mereka.
Yoonbin menggeleng. "Nggak."
"Aduh perut gue kok laper ya." pekik Jeongwoo sekalian ngode.
"Makan siang satu jam lagi." ucap Hyunjin berhasil membuat Jeongwoo semakin mendesah pasrah.
Tiga orang tadi, Hyunjin, Doyoung dan Maera, gadis itu memang Hunter, tapi pengetahuannya tentang ramuan tidak main-main.
"Ada Sopophorous Beans gak?"
Hyunjin melirik ke arah sebuah kotak yang berada di atas lemari besar, kakinya melangkah lalu meraih kotak berukuran sedang tersebut, membawa ke meja tempat ia berada sebelumnya.
"Untung Vionny masih nyimpen, berguna juga adek gue."
Maera meraih kotak tersebut, membukanya lalu menghancurkan beberapa kacang dan memasukkan sarinya ke dalam sebuah wadah.
Tangannya mengaduk cairan yang berada di dalam kuali panas itu dengan hati-hati, setelah tujuh kali adukkan dengan arah berlawanan jarum jam, sari kacang tadi di masukkan ke dalam kuali tersebut hingga beberapa saat kemudian terdapat asap berwarna biru yang keluar dari dalamnya.
Dengan hati-hati gadis itu menuangkan cairan berwarna blackcurrant itu ke dalam botol kaca. "Ramuan ini nantinya bakal berubah warna menjadi bening, aku butuh sesuatu buat nandainya."
"Draught of Living Death?" tanya Doyoung sedikit ragu.
Maera mengangguk. "Buat jaga-jaga kalo aku nyelinap ke dalam istana iblis buat cari cincin itu."
"HYUNJENG!"
"Apa sih Vi?"
"Dapet surat nih." ucap Vionny sambil mengangkat sebuah gulungan yang berada di tangannya.
"Keren, liat dong." Vionny memberikan benda tersebut hingga Jihoon membuka gulungannya dan membaca satu persatu kata yang ada di sana.
Jihoon menyirit, sekian detik kemudia ia melemparkan lembaran kertas usang itu ke arah Yoshi.
"Apa sih ini" gerutunya setelah menghempas kasar surat tersebut.
"Kayaknya teori deh." celetuk Yedam yang di angguki oleh Yoshi.
"Lo dapet darimana?" tanya Hyunsuk.
"Perbatasan Hogwarts, ada owl yang ngirim itu."
"Sebentar, owl?" kata Doyoung.
Vionny mengangguk. "Iya, owl."
"Ciri-cirinya?"
"Warna putih, agak gembrot, sama ada pake kalung nama juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
RETALIATION BY CLONING
FantasyKejadian yang masih membekas, merenggut nyawa sekaligus dua pemimpin, peperangan tak terhindarkan karena kesalahan fatal yang tak termaafkan.