"YOSHI!" teriakan Jihoon membuat sang pemilik nama seketika menoleh, bukan Jihoon, melainkan Yoshi dikejutkan oleh sebuah mahkluk besar yang hampir menghantamnya.
Suara gebrakan semakin membuat suasana memanas, perisai biru menyelimuti area Yoshi berdiri, tentu saja itu berasal dari pihak lain, Yoshi tidak punya banyak waktu untuk melakukannya sendiri.
"Jantungnya."
Verlia mengerahkan seluruh tenaganya sebelum pertahanan hancur, mahkluk itu cukup kuat. Dentuman keras terdengar, perisai tak dapat menahan serangan lebih lama, retakan terdapat di beberapa bagian, pewaris tahta Guardian itu melesat ke arah berlawanan, kakinya bergerak lihai di antara beberapa reruntuhan bangunan, Yoshi mengepakkan sayapnya, terlihat melesat dengan kecepatan tinggi dan sebuah pedang yang kini sudah mengarah pada jantung si monster.
"AARGHH."
Deru napasnya tak beraturan, menatap lendir hitam yang tersebar di sekitarnya, jika diamati, setiap monster di sini memiliki satu batu kristal yang terdapat di bagian berbeda pada tubuh mereka. Yoshi meraih batu berwarna merah yang baru saja menggelinding dari jantung mahkluk mengerikan di hadapannya itu. Kakinya berusaha menopang tubuhnya yang kini terasa melemah, serangan masih terjadi, Yoshi menggenggam pedangnya semakin erat.
"Shit."
"Hei, kamu demon ya?"
Jihoon mengangkat kepalanya, tatapannya mengarah pada seorang gadis yang kini berada di atas pohon. "Awas jatoh!"
Tepat setelah seruan Jihoon, ia mendaratkan dirinya di hadapan pemilik armor hitam itu. "Wo shi, Cao Yeuxin."
Jihoon mengerutkan keningnya, ia sedang berpikir jika seseorang di hadapannya itu sedang memperkenalkan diri. "Gue tau lo lagi perkenalan, tapi nanti dulu, liat situasi."
"Ayo ikut aku." tangannya ditarik paksa.
"Pelan-pelan gue juga bisa terbang "
Jihoon mengepakkan sayapnya, menatap heran ke arah pemakai hanfu hijau muda itu, tenaganya terbilang kuat untuk ukuran seorang perempuan yang terbang tanpa sebuah sayap.
"Lo siapa? Bukan komplotan musuh kan?"
"Cao Yeuxin."
Jihoon memutar kedua bola matanya. "Yaudah iya, Yeuxin."
"Kamu di sini, jangan mencar, sebentar aku panggil yang lainnya." Yuexin menghilang, meninggalkan Jihoon yang kini berdiri di tengah-tengah medan tempur.
"Sialan."
Sesuai dugaan, suara dentingan pedang kini kembali terdengar, Jihoon menebas satu persatu pasukan iblis yang berlari ke arahnya, pemuda itu sedikit meringis, menatap pedangnya yang kini berlumuran cairan hitam. "Maju lo, setan! Gue mundur."
"Enggak lah ege, hehe." gumam Jihoon sambil tertawa tidak jelas.
Serangan datang dari segala penjuru arah, suara gemuruh langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya, bersamaan dengan tumbangnya beberapa monster yang diyakini menghalangi jalan mereka. Jika dilihat lebih jelas, pasukan iblis masih terus menyerang seakan-akan mereka terus bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETALIATION BY CLONING
FantasyKejadian yang masih membekas, merenggut nyawa sekaligus dua pemimpin, peperangan tak terhindarkan karena kesalahan fatal yang tak termaafkan.