RBC||FIFTEEN✨

90 16 1
                                    

"HALO, GUE GISELLE, PINTU BAWAH KEKUNCI, JADI GUE LEWAT SINI AJA!" suaranya tak terdengar jelas karena hujan yang turun entah sejak kapan, tubuhnya basah kuyup namun tidak terlihat ekspresi kedinginan dari gadis itu, melainkan ekspresi senang seak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HALO, GUE GISELLE, PINTU BAWAH KEKUNCI, JADI GUE LEWAT SINI AJA!" suaranya tak terdengar jelas karena hujan yang turun entah sejak kapan, tubuhnya basah kuyup namun tidak terlihat ekspresi kedinginan dari gadis itu, melainkan ekspresi senang seakan baru kali ini merasakan guyuran air hujan.

"Masuk sini, lo basah." ucap Hyunjin.

"Dementornya banyak juga ya, tapi gapapa, tetep keren." celetuk Giselle sambil mengusap wajahnya.

"Lo cewek yang pernah nyangkutin sendal gue ke pohon mangga itu kan?" Yoonbin menatap curiga orang di hadapannya itu.

"Ih?"

"Heh."

"Waduh, santai dulu nih, gue gak sengaja, lagian juga itu kan, udah lama." hening menyelimuti, Giselle masih terdiam menerima tatapan Yoonbin yang mengarah padanya.

"Ehm, jadi gue mau ngasih ini, temen kalian yang di bawah udah pergi semua gara-gara keadaannya makin buruk, kalian bisa pake itu buat pergi dari sini, hehe, oke makasih, kalian ditunggu di rumah Liana!" gadis itu meletakkan sebuah kantong hitam sebelum bergegas pergi menjauh, khawatir Yoonbin akan kembali mengungkit sendal keropi yang sempat ia lempar dan berakhir tersangkut di atas pohon mangga.

Haruto menatap bungkusan yang tergeletak tak jauh darinya itu penasaran, sesekali menyentuh namun masih ragu untuk membukanya. "Ini gimana cara pakenya?"

Hyunjin meraih kumpulan abu tersebut, membukanya guna memeriksa seberapa banyak abu yang Giselle bawa, khawatir jika tidak semua orang bisa menggunakannya dengan baik.

"Masing-masing ambil satu genggam-"

"KETEMU!" pekik Jaehyuk sambil memegangi kepalanya yang terhantuk pada dinding karena percikan air hujan yang membuatnya tak sengaja tergelincir, tangannya terangkat memperlihatkan tiga butir mutiara berukuran agak besar.

"Jaehyuk hari ini prik banget." celetuk Hyunsuk.

Pemuda itu tidak merespon perkataan Hyunsuk, dengan capat ia menyuruh semua orang yang ada di tempat itu untuk saling bergandengan tangan sebelum kakinya menginjak satu mutiara lalu menghilang.

Cling

Semuanya terdiam, menatap bangunan megah di hadapan mereka dengan seksama, tidak terlalu besar namun bisa bisa diperkirakan sekitar tiga kali rumah Hyunsuk......oke mari sebut saja itu besar.

Mashiho mengernyit sebal, tangannya memukul lengan Jaehyuk hingga membuat sang empu memekik. "Rumah Liana! Ini rumah siapa, Jaehyuk?"

Demigod keturunan Aphrodite itu menggaruk lehernya yang jelas-jelas tidak gatal, pandangannya menyisir ke segala sudut rumah. Nuansa putih emas dengan lampu terang dimana-mana membuatnya semakin berpikir keras, mahkluk apa yang bisa membuat bangunan semegah ini? Di dalam hutan? Ia tau bahwa rumah Liana juga berada di dalam hutan, namun rumah di hadapannya itu terkesan terlalu modern untuk berada di tempat seperti ini, semestinya bangunan itu berada di pusat kota.

RETALIATION BY CLONINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang