Junkyu terduduk di atas ranjangnya, menatap Violetta yang tertidur lelap dengan tangan kanan yang menahan kepalanya. Ia masih tidak beranjak, matanya menelisik, menatap goresan luka yang tercetak jelas di beberapa bagian gadis itu."Jangan, gue gak mau lo mati."
"Lo bahkan masih bisa ngomong begitu di saat keadaan lo lebih parah daripada gue."
"Udah bangun? Ada yang sakit?" lamunanya buyar seketika, gadis tinggi itu kini berdiri di hadapannya.
"Kepala gue."
"Sakit? Mau gue panggil-"
"Gak perlu, luka lo belum diobatin?" Violetta menunduk, sambil menggeleng pelan, ia menatap banyak luka sayatan yang berada di bagian lengannya.
"Lo nekat buat ngambil semua barang itu dalam waktu beberapa jam, gue takut lo mati."
"Gue lebih takut lo mati! Gue diem bukan berarti gue gak perduli, gue takut, Jun. Gue takut lo gak bisa bertahan sama serangan petir itu."
Junkyu mengangkat satu sudut bibirnya. "Lo bahkan ninggalin gue beberapa tahun lalu."
"Gue juga manusia, meskipun gak sepenuhnya, tubuh gue gak sekebal itu. Tiga ribu iblis, gue bunuh mereka cuma buat mantau lo yang terbaring lemah di dalam peti waktu itu."
"Thanks for a lot." Violetta mengangguk, memandang Junkyu yang masih betah di atas ranjangnya.
"Sakit?"
Pemilik surai hitam itu mengernyit. "Apanya?"
"Dada lo."
"Tau darimana?"
Hening. Tak ada suara sama sekali, keduanya sama-sama terdiam. Violetta meremat pinggiran ranjang. Ucapan Junkyu membuat sesak di dadanya kembali terasa. Serangan Hitomi benar-benar tidak biasa, terlebih lagi usahanya untuk menarik Wonyoung dari jeratan alam bawah sadarnya membuat gadis itu harus fokus pada satu titik.
Tubuhnya meluruh, masih berpegangan pada ujung kasur. Gadis itu berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyarang dadanya. Sesak, hanya itu yang ia rasakan, pandangannya kian menggelap, telinganya berdengung kencang, bahkan suara Junkyu tak dapat didengar saat ini.
☆
"Fisiknya masih lemah." Junkyu menatap pemuda yang menjadi salah satu bagian dari Searvintree Creek itu.
"Bahaya?"
Sunghoon mengangguk. "Kakuatan itu termasuk dalam skala besar, jantungnya, Jun."
"Tapi bisa disembuhin, kan?"
"Gak bisa sembuh total, tapi gue usahain."
Tungkainya melangkah, meninggalkan Sunghoon yang kini sendirian di dalam ruangannya. Junkyu sedikit tersentak ketika melihat seekor ular hitam melilit knop pintu domatio 12 yang ditempati Violetta. Suara desisannya terdengar jelas, seperti ingin menyampaikan sesuatu, namun nihil, Junkyu tidak akan pernah bisa mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETALIATION BY CLONING
FantasyKejadian yang masih membekas, merenggut nyawa sekaligus dua pemimpin, peperangan tak terhindarkan karena kesalahan fatal yang tak termaafkan.