RBC||EIGHTEEN✨

81 7 2
                                    

Yuna mengerutkan keningnya, menatap bingung jejeran tenda putih yang kini hampir memenuhi hamparan rumput luat di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna mengerutkan keningnya, menatap bingung jejeran tenda putih yang kini hampir memenuhi hamparan rumput luat di hadapannya.

"Gue juga gak tau." Giselle menyahut saat Yuna menoleh padanya seakan ingin bertanya sesuatu.

"Belom juga ngomong."

Yuna mengalihkan pandangannya, menoleh ke arah seonggok manusia yang sedang berjongkok di sudut tenda dengan Reyla dan Rubby. Sedangkan Giselle, gadis itu menatap mereka dengan pandangan gemas, bukan Junkyu, hanya dua gadis yang ada di depannya, Giselle tertarik pada rambut berwarna yang mereka miliki.

Yuna memasukkan kantung hitam kecil itu ke dalam tas yang lebih besar. Berjalan lebih dulu diikuti Giselle, melewati jejeran tenda yang kebanyakan terisi oleh orang-orang yang terluka, Yuna berpikir jika ada perang dadakan yang terjadi, namun perkiraannya berubah setelah melihat beberapa orang berada di salah satu tenda seperti sedang merundingkan sesuatu.

Kedua gadis itu berusaha melihat ke dalam melalui sisi tenda yang tersingkap, salah satu tangan Giselle terangkat, bergerak seakan ingin mengetuk namun ia urungkan.

"Woy, Yuyun."

Haruto menatap kedua gadis yang berdiri di hadapannya. "Nyusul? Nyari siapa? "

Yuna mengangguk, maniknya sesekali melirik ke dalam tenda. "Yang namanya Verlia."

Haruto membuka jalan masuk menjadi lebih lebar, bahkan orang-orang di dalamnya sempat menoleh ke arah mereka bertiga. "Masuk, yang kalian cari ada di dalem."

Sambil mengikuti langkah Haruto, Yuna dan Giselle menelisik satu persatu para gadis yang berada di tempat itu. "Tuh, yang pake baju merah."

Yuna, pandangannya mengarah pada Verlia, menghiraukan tatapan orang-orang yang ada di dalam tenda tersebut. Ia kini merogoh tasnya, mengeluarkan kantung tadi sebelum memperlihatkan isinya pada semua orang yang ada di sana.

"Permatanya."

"Cincinnya ketemu."

Junkyu dan Hyunsuk mendekat, menatap banda kecil yang kini berada di dalam kotak putih itu dengan seksama. Yuna menutup kembali kotaknya, membuat kedua pemuda di hadapannya merenggut kesal.

"Liat sekali lagi." ucap Junkyu.

"Gue mau nunjukin ini ke Verlia, bukan ke lo berdua."

"Kenapa aku?" Verlia diam, sesekali memilin jari-jari tangannya sambil menatap ke arah Yuna.

"Perintahnya sih disuruh liatin ke elo."

"Batu Ruby-nya gak ada kan?" Maera yang baru saja pergi meninggalkan tenda kini kembali dengan busur panah di tangannya.

"Gak perlu cari batunya, kalian ikut aku malam ini ke gunung timur, pusat masalahnya ada di sana, ada yang harus kita urus."

"Maera, kamu sebenarnya siapa?"

RETALIATION BY CLONINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang