HAPPY
READING
🐰Saat ini jam istirahat, Alana dan sahabatnya yang tidak lain tidak bukan dan satu-satunya. Yap, Bellangcut, memutuskan untuk tidak kekantin. Melainkan duduk manis berduaan di kelas.
Alana tiba-tiba saja menangis sesenggukan. Membuat Bella yang tak tahu apa-apa jadi panik sendiri.
"E-eh lo kenapa Al? Kok tiba-tiba bengek gini? Siapa yang bikin lo gini? Siapa? Kasih tahu gue Al,"
Pertanyaan beruntun terlontarkan. Bella juga mengguncang bahu Alana dengan brutal. Membuat tangis wanita berbadan dua itu semakin menjadi-jadi.
"Hiks... Sakit Bel..."
"SAKIT?! MANA YANG SAKIT? JANGAN BILANG KEANO BIANG KEROKNYA? LO TENANG AL, NANTI KITA PUKUL DIA,"
"SAKIT GARA-GARA LO BELANGCUT! PUYENG PALA GUE LO GUNCANG-GUNCANG MULU!"
Bella melepaskan tangannya dari bahu Alana."O-ooh... Maap kan hamba baginda ratu. Jangan kasih tahu suami lo ya? Ntar kalo gue kenapa-kenapa lo ga punya temen lho,”
Alana mendelik. Masih dengan tetes air mata yang tak kunjung surut.
"Iye-iye... Hiks,"
"Assalammu'alaikum epribadi!" pintu kelas terbuka dengan sangat tidak estetik. Engselnya lepas satu. Membuat pintu itu sedikit oleng, seperti akan tumbang tapi tidak. Mungkin ini yang dinamakan, berdiri ogah, roboh ga mau.
Pelakunya? Pasti kalian tahu.
Benar, Favian.
Lho? Favian siapa?
Ya itu, Aresta Keano Favian. Anaknya bapak Resta.
Cowok dengan tinggi hampir 180 cm itu berjalan dengan santai. Tampak tidak berdosa sama sekali.
"Lho? Al, lo kenapa?"
Tidak mendapatkan jawaban, Keano beralih pada Bella. "Temen lo kenapa?" tanyanya.
"Ga tahu gue, sumpah. Tiba-tiba aja nangis kejer sendiri, sampe bengek gitu lagi," jelas Bella dengan cepat. Takut dituduh yang iya-iya.
Bisa gawat kan? Apalagi Keano itu anaknya pemilik sekolah. Kalau dia dikeluarkan bagaimana?, Begitu pikir Bella.
Keano menarik Alana ke pelukannya. "Sstt... Cup...cup...cup... Kenapa hm? Ada masalah? Sini-sini cerita sama Aa Ano," ucapnya mengelus lembut punggung sang istri.
"Ehem... UWU TEROS! Tolong dong pak, hargai kami para jomblo disini," sindir Kavin.
"Kami? Lo aja kali, gue mah single." sahut Shauqi. Hideki dan Bella mengangguk setuju. Membuat Kavin yang tidak mendapat pembelaan merengut.
"Dahlah, ga pren kita."
Kembali pada pasangan suami-istri fenomenal kita. Keano masih terus menenangkan Alana, menghibur wanita itu dengan candaan garing miliknya.
"Al lo tahu ga? Ga ya? Sama kok gue juga,"
"Apaan sih No? Hiks... Garing tahu ga!" balas Alana di sela isaknya.
"Maap deh, abisnya gue bingung mau bikin lo berenti nangis gimana lagi. Kalo bikin anak mah gue jagonya, mau?"
Tak.
"Mulut lo!"
"Aih... KDRT mulu lo," Keano mengusap bibirnya yang jadi korban kekejaman sang istri.
"No..."
"Hm?"
"Gue ngidam lagi,"
Mampus gue. Mata Keano melotot sempurna.
"A-apa?" tanya Keano takut-takut.
"Yakin lo mau nurutin?"
Menarik nafas dalam, "Yakin lah. Daripada anak gue ileran ntar pas dah lahir," ucap Keano dengan senyum menenangkan.
Alana tersenyum lebar. Senyum yang entah mengapa terlihat menyeramkan di mata Keano.
🐰🐰🐰
Keano rasanya ingin menangis sekarang. Bukan cuma dia, tapi Kavin, Shauqi, Hideki dan Bella juga turut merasakan hal yang sama. Wajah keempatnya memerah karna malu.
Gimana engga? Bayangkan aja. Mereka sedang berdiri di tengah-tengah lapangan, lagi. Di saksikan hampir seluruh warga sekolah, karna bel pulang sudah berbunyi. Bukan cuma itu, yang lebih memalukan lagi mereka sekarang tengah memakai kostum boneka mampang.
Iya, perlu kalian capslock dan garis bawahi.
BONEKA MAMPANG.
Memalukan, sangat memalukan.
"No, kasus kematian karna terlalu malu ada ga sih?" tanya Kavin random. Melihat wajah cowok itu, sepertinya Kavin sudah tidak memiliki semangat hidup.
"Belom pernah denger gue, kenapa?" balas tanya Keano. Kepalanya tetap bergoyang-goyang mengikuti irama musik yang di putar Alana.
"Kayaknya gue bakal jadi kasus pertama deh. Ga kuat gue, mau nangis rasanya."
"Jangan mati dulu bego. Utang lo bayar dulu sama gue," celetuk Hideki yang mendengar pembicaraan Kavin dan Keano.
"Ck, ngerusak suasana aja lo Jepun,"
Di saat ketiga orang itu masih sibuk berdebat, Bella dan Shauqi masih tetap bergoyang. Sedangkan Alana, wanita itu berteriak senang menyemangati mereka sambil bertepuk tangan.
"SEMANGAT GUYS! BANGKITKAN JIWA MUDA KALIAN!" pekik istri Keano itu girang.
"Semangat apanya? Kalo gini gue lebih milih jadi aki-aki," dengan lesu Shauqi berucap. Hari ini adalah hari paling melelahkan dalam hidupnya. Sudahlah kepanasan, malu pula.
"Demi anak lo nih No, kita sampe kayak gini." kata Bella.
"Lo harus ganti rugi, traktir kita makan sepuasnya di kantin seminggu penuh," tambah Kavin.
"Lo juga harus bantuin ngerjain tugas sekolah kita-kita seminggu penuh," tambah Hideki.
Keano hanya terdiam lesu, lemah tak berdaya. Tidak berniat membantah. Tapi juga tak bersemangat menyanggupi. Pikiran dan tubuhnya seakan mati rasa.
"Nak, Daddy rela ngelakuin ini demi kamu. Tapi Kalo nanti kamu udah lahir, kita adu jotos ya," batin Keano meraung-raung.
-o0o-
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Teen Fiction15+ Kejadian tak terduga terjadi. Keano tak pernah menyangka, bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah di usia yang sangat muda. Umurnya baru di menginjak angka 17 tahun ini. Tapi, Keano tak menganggap hal ini adalah bencana. Justru ia sangat bersyuk...