Masa Depan 🐰

1K 115 15
                                    

"Gue ganteng. No komen."

-Keano kepedean-

HAPPY
READING
🐰






Bel masuk berbunyi nyaring. Para siswa berlarian masuk ke dalam kelas. Menunggu guru yang mengajar masuk sambil mengisi waktu luang.

Contohnya saja Alana, wanita yang sudah memasuki bulan ketiga kehamilannya itu sedang asik menggibah bersama Bella. Entah apa yang mereka gibahkan, tapi yang jelas Alana tampak senang.

"Lo udah berapa bulan?" bisik Bella bertanya. Melirik kearah perut Alana yang di lampisi hoodie Keano.

"Jalan tiga. Tapi keliatannya udah gede banget, kan?"

Bella mengangguk. Sedetik kemudian cewek itu tersenyum, memandang Alana penuh makna.

"Jangan-jangan anak lo kembar!"

Alana segera membekap mulut sahabatnya itu. Suara Bella yang cempreng berhasil mengambil perhatian anak kelasnya. Alana tersenyum tidak enak,

"Maap, maklum ya. Manusia goa baru keluar," ucapnya mendapatkan delikan tajam dari Bella.

"Sialan, lo!"

"Lo yang sialan! Jaga tuh mulut, kalo ga mau gue sumpel pake tai."

Bella cengengesan.

Gedubrak!

*Suara pintu di dobrak:v

"HALO EPRIWAN!" ucap Keano lantang. 

Satria selaku ketua kelas menatap nanar pintu kelasnya. Lagi-lagi engselnya lepas. Padahal baru di ganti. Kalau bukan karna Keano adalah anak pemilik yayasan, sudah pasti cowok itu akan ia smack down.

Rasanya Satria punya dendam kusumat dengan Keano.

"Eh, SATRIA!" Keano melambai semangat pada Satria. Sudah seperti teman lama yang bertemu kembali.

"Iya, gue." balas Satria dengan wajah datar.

Keano menghampiri Alana, duduk disamping istrinya itu.

"Ngapain kesini?" tanya Alana.

"Astagfirullah, ayang! Disamperin bukannya kasih peluk malah nanya!"

Lebay. Alana mencebik. Biarkan saja, suaminya itu memang tidak akan pernah waras.

"BELLAAAA!!!!" Kavin berlari ke arah Bella. Membuat cewek itu langsung menghindar, membuat Kavin nyungsep diantara kursi-kursi.

Kavin akhir-akhir ini sedang gencar-gencarnya mendekati Bella. Entah apa maksudnya, hanya cowok itu yang tahu.

"Kok bel belum bunyi sih?" Bella berdecak.

"Kenapa emang?"

"Biar ini beruk alaska buru-buru minggat, enek gue." balasnya melirik Kavin yang masih setia membersihkan diri.

Keano menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu. Dia lebih memilih menghampiri Alana dan berbaring dengan paha Alana menjadi bantalnya.

"Usapin." titah nya pada Alana. Dan tanpa banyak cek-cok seperti biasa, Alana kali ini langsung menurut.

Kavin berdiri sambil berkacak pinggang. Menatap Bella yang dibalas tatapan tajam oleh cewek itu.

"Yakin? Enek atau enak hm?"

"Bodo." ketus Bella. Berjalan santai melewati Kavin dan duduk di salah satu kursi.  Menopang dagu sambil memasang earphone yang sudah terhubung dengan ponselnya.

🐰🐰🐰

Alana sedang duduk termenung di kamarnya. Tangannya sennatiasa mengusap perutnya yang sudah mulai menonjol. Usia kandungannya baru 3 bulan, tapi perutnya sudah seperti orang hamil 5 bulan. Karena itu sekarang setiap pergi keluar atau kesekolah, Alana selalu menggunakan sweater oversize.

"Apa bener anak gue kembar?" Alana bergumam. Ia tak henti-hentinya memikirkan perkataan Bella.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Keano dengan wajah lelahnya. Cowok itu pulang terlambat karna harus mengurus perekrutan kapten basket yang baru. Karna sebentar lagi kelas 12 akan mengadakan ujian.

Melihat Alana yang masih termenung, ide cemerlang terlintas di otak cowok itu. Ia berjalan mengendap-endap. Kadang juga merangkak seperti tentara di medan perang.

Mengambil selimut, lalu dengan sengaja membungkus tubuh istrinya itu.

Alana tentu berontak. Kakinya menendang ke sana-sini. Dan tanpa sengaja menendang aset milik keano.

Cowok itu sampai tak bisa berkata-kata. Tubuhnya kaku, dan langsung jatuh terjerembab. Tangannya menutupi asetnya sambil di usap pelan.

Alana berhasil keluar dari selimut. Matanya mengedar menatap sekeliling, mencari pelaku atas tindakan pembungkusan berencana ini. Dan sampai di satu titik, diatas lantai yang dingin, terpampanglah wajah Keano yang sudah tak terbaca.

Wajahnya pucat, matanya tertutup tapi bibirnya terus meringis pelan seperti, "Sshhhh... Uh.. sshhh... Ah..."

Huh!

Alana mengguncang tubuh Keano.
"No, lo gapapa kan? Istighfar, yuk bisa yuk."

Keano memandang Alana dengan mata berkaca-kaca. "T-terlambat... Uhuk... W-waktu gue udah ga l-lama lagi... uhuk..."

Alana jadi bingung. "No, lo kenapa?"

"M-masa depan gue... Mleyot..."

Alana jadi ingat. Jadi yang dia tendang tadi...

"Astaga! Hahahahhahah!" tawa Alana langsung meledak.

Keano memandang Alana lekat. Matanya menajam dengan bibir mengerucut.

"Tega. Dahlah, gue pingsan aja kalo gini. Hek,"

Keano pun pingsan.

"No, lo beneran pingsan?" tanya Alana menepuk pipi Keano.

"Iya." jawab Keano masih menutup matanya.

"Mana ada orang pingsan, bisa ngejawab." Alana menggaruk kepalanya.

"Ada. Gue," masih di jawab.

Alana yang jengkel langsung berdiri. Tapi tiba-tiba ponsel keluar dari dalam saku rok yang ia pakai. Meluncur bebas dan jatuh tepat di kepala suaminya itu.

"Astaga, Ano!"

Keano pingsan beneran.








-sekian-

Maap baru up😭

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang