"Hidup terlalu sederhana, kalo yang lo bahas cuma cinta."-Juan-
HAPPY
READING
🐰Masih dengan kedua tangan di pinggang, Keano berjalan bolak-balik. Tak jarang cowok itu turut berdecak, sangat tidak sabaran.
"Punya kepala puyeng, ga punya jadi serem. Tai emang, serba salah jadi manusia." keluh Kavin yang mulai bosan melihat aksi cosplay setrika jadi-jadian Keano.
"Tahu tuh, santai ae lah No. Keep calm bosque ..." sambung Shauqi yang masih sibuk bermain PS dengan Hideki.
"Diem deh," ketus Keano melotot.
"Harusnya gue yang bilang gitu!" Kavin menarik Keano. "Duduk diem, rileks ... Yak! Tarik napas panjang ... Jangan dibuang, mubazir." lanjut cowok itu.
Sebelum tiba-tiba saja sendal jepit melayang ke kepalanya.
Keano menyeringai. "Liat, sendal gue aja ga like sama lo."
Alana yang sedari tadi hanya menyimak dengan setoples besar rengginang di pelukannya mulai jengah. Dengan segenap tenaga dalam melempari keduanya dengan remahan rengginang yang memang sengaja ia tinggalkan.
"Buset, Al. Punya dendam apalagi lo sama gue?" Keano memandang tak habis pikir.
Alana mengedikkan bahu. "Entah, anak lo yang mau."
Keano mencebik, lantas berjongkok di depan Alana yang duduk di sofa. Tangan kekarnya mengelus lembut perut buncit Alana. Lalu dengan lirih berkata,
"Hei, bocil, kamu ada dendam apa sama daddy, hm? Kayaknya suka banget liat daddy-nya jadi korban penganiayaan berkedok 'anak lo yang mau' kayak gini."
Membuat Kavin tertawa terbahak-bahak.
"Udah ih, geli." Alana menyentak tangan Keano.
"Hidihh ... Giliran gini aja geli, pas anu- hehehe ... Peace ayang ..." cengir cowok itu begitu Alana mengambil ancang-ancang untuk melemparinya dengan botol saus.
Mereka kembali diam, sibuk dengan urusan masing-masing. Keano sudah tidak bolak-balik lagi. Alana melanjutkan acara menelan remahan rengginang yang tersisa.
Lalu Kavin, entah apa yang dikerjakan cowok itu, tapi yang jelas ia tampak cekikikan pada layar ponselnya. Sedangkan dua lainnya, huft ... Entahlah. Shauqi tampak sedang menjambaki rambut Hideki, entah apa pula salah bocah jepun itu.
Di detik berikutnya, Keano berjingkrak heboh.
"AKHIRNYAAA!!!"
Ponsel Kavin sampai terlempar karnanya.
"Anjing. Baru juga gue beli," umpat cowok itu. Mengambil ponselnya yang sialnya malah masuk ke dalam arena pertarungan antara Shauqi dan Hideki. Mendarat tepat di kepala Shauqi yang membuatnya kliyengan seketika.
"Qi? Qi! Lo belum mati kan?! Jawab gue, Qi!" begitu heboh Hideki melihat sahabatnya tumbang dengan benjolan sebesar bola pingpong di jidat.
"Apasih? Heboh banget." tanya Alana. Ditujukan pada suaminya.
Keano memamerkan senyum sok kegantengan andalannya. "Videonya udah di apus dong, udah ilang. Terhempas dari jagat raya ini." katanya senang.
"Oh ya? Oh." balas wanita itu cuek.
"Dih? Sekedar ngingetin nih, ya ... Ini kan gara-gara lo, Al. Nyebar video gue sampe viral kayak gitu. Sampe gue harus nyewa hacker mahal-mahal buat ngapus semuanya." Keano terus mengoceh. Tidak menyadari akibat dari perbuatannya itu.
Alana berdeham cukup kuat. "Oh, jadi salah gue?" ucapnya dingin.
Gawat!
Kenapa kalian tidak mengingatkan Keano kalau istrinya itu adalah jelmaan maung?!
Keano mendadak kikuk. Menatap penuh harap pada ketiga sahabatnya. Yang dengan baiknya malah berencana meninggalkannya di situasi ini sendirian.
"Duh, hehe ... Maap, No. Gue harus balik duluan nih. Tadi kanjeng ratu Nada minta ditemenin ke salon." Kavin beranjak.
"Emm ... G-gue juga. Lupa, tadi nyokap nyuruh beliin makanan kucing." lalu Shauqi.
"Gue kayaknya juga balik deh, mau ngajarin adek gue main PS5," dan terakhir Hideki. Saking kikuknya, agaknya Hideki lupa kalau dia anak tunggal.
Bahu Keano merosot. Sahabat lucknut! umpatnya dalam hati.
"Ayang ... Maapin ..." Keano memelas, berharap Alana akan memaafkannya. Tapi senyuman Alana menghancurkan harapannya begitu saja.
🐰🐰🐰
Tok ... Tok ... Tok ...
Pintu diketuk dari luar. Dengan langkah gontai Keano berjalan terseok-seok kesana. Membukanya dengan sisa tenaga yang ia punya.
Begitu pintu terbuka, yang Keano lihat pertama kali adalah wajah terkejut mertuanya.
"Loh? Ano, kamu kenapa? Kok kayak korban bencana alam gini?" tanya Putri terheran-heran.
Menilik dari penampilan Keano, cowok itu lebih pantas disebut korban bencana alam yang telat dievakuasi. Berantakannya buka main.
"Ano gapapa kok, bun."
"Gapapa gimana? Udah parah kayak gini. Ayo-ayo, masuk.
Putri membantu Keano yang lemas berjalan ke arah sofa. Mendudukkan menantunya itu hati-hati.
"Alana mana? Kamu di apain sama anak itu? Bisa-bisanya menantu ganteng bunda dibuat lemes kayak gini."
Baru Keano hendak menjawab. Alana tiba-tiba saja datang dengan membawa segelas sirup ditangannya.
"Loh, ada bunda? Kapan datengnya?" Alana meletakkan sirup tadi di depan Keano, yang langsung diminum sampai tandas oleh suaminya itu.
"Baru aja. Ini kenapa suami kamu bisa sampe gini? Kamu apain, hm?"
Alana memandang Keano sebentar. "Oh, ini tadi aku cuma ngidam kok, Bun. Jadi Ano nurutin, kan sayang anak." jawab wanita itu dengan wajah polos tanpa dosa.
Ngidam matamu!
"Emang kamu ngidam apa?"
"Liat Ano naik-turun tangga dari lobby sampe kesini." Alana masih tersenyum.
Tentu, Putri terbelalak. Lobby berada dilantai dasar, dan apartemen mereka berada di lantai 10. Pantas Keano kehilangan tenaga begini.
"Astagfirullah, nak, kasian suami kamu. Berapa kali kamu mintanya?"
"50."
Mendadak Putri yang lemas membayangkannya.
-sekian-
Udah update nya lama! Pendek pula!
Dasar aku:(
Maapkeun guys, lagi sibuk ngurus pkkmb nih:(
Doain lancar yaaa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Roman pour Adolescents15+ Kejadian tak terduga terjadi. Keano tak pernah menyangka, bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah di usia yang sangat muda. Umurnya baru di menginjak angka 17 tahun ini. Tapi, Keano tak menganggap hal ini adalah bencana. Justru ia sangat bersyuk...