Yang Penting Sombong 🐰

1.1K 119 12
                                    

"Sombong? Boleh. Asal ada yang disombongin."

- Resta, papa terganteng di dunia -

HAPPY
READING
🐰





Keano berdiri di atas sofa, menatap sombong orang-orang yang menyorot malas kearahnya.

Cowok itu menepuk dadanya dua kali.

"Al, laki lo tuh." Genta berbisik pada adiknya.

Alana hanya mengangkat bahu acuh. Ia juga ingin heran. Tapi itu Keano, jadi tidak heran lagi kalau dia aneh.

Keano berdiri diatas sana kurang lebih sudah setengah jam. Sebelum itu dia baru saja memberitahukan perihal kabar Alana yang sedang mengandung 3 anaknya sekaligus.

Cowok itu juga membangga-banggakan dirinya di depan Resta.

Suasana yang tadinya haru hilang begitu saja, runtuh oleh sikap menyebalkan Keano yang sedang melambaikan tangan bak model terkenal itu.

"No!" panggil Resta.

Keano memutar kepalanya. Menatap sang Papa dengan alis terangkat. "Apa, Pa?"

"Ikut papa, yuk,"

"Kemana?"

"Pak Kamis,"

Jidat Keano kian mengkerut tidak mengerti.

"Pak Kamis? Yang suaminya Buk Senin?"

Resta mengangguk. "Iya,"

"Ngapain?"

"Ruqyah kamu! Papa yakin, kamu ketempelan."

Keano langsung melotot. "Enak aja!" pekiknya tidak terima.

"Ya lagian, sombong amat. Papa kira ketempelan jin sombong," Resta sewot sendiri. Lalu mangkir dari sana dan duduk di pojok ruangan. Merenungi kesalahannya di masa lalu, sampai-sampai dia di anugerahi anak seperti Keano.

Keano mengelus dagunya yang mulus. "Oalah... Bapak Resta iri toh?" ucapnya dengan nada yang membuat orang-orang ingin mengulitinya saat itu juga.

Bangsatnya itu loh. Over dosis!

Saras menggeleng pasrah, menatap segan pada orang tua Alana. Takut-takut mereka malu memiliki menantu seperti anaknya itu.

Sedangkan di pojok ruangan, Hendrik mengelus pelan pundak Resta. "Sabar bro... Lo kebanyakan dosa sih dulu."

Keano bahkan tidak merasa bersalah sama sekali. Cowok itu dengan cepat mengambil ponsel dari sakunya. Menghubungi Juan.

"Yo! Whatsapp bro!" sapanya ketika suara Juan mulai terdengar di seberang sana.

"Apa? Ha? Mau pamer ke gue juga? Mau nyombongin adik kecil lo itu bisa gol tiga sekaligus?" nada Juan terdengar tidak bersahabat.

"Lho? Lo udah tahu? Kok bisa? Kan gue belum ngasih tahu,"

Juan menghela nafas. Mengelus dadanya sabar, meskipun tidak dapat dilihat Keano.

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang