HAPPY
READING
🐰Alana tertawa terbahak-bahak. Membuat teman-teman sekelasnya menatap wanita itu heran.
Kelas Alana saat ini sedang jamkos, guru yang mengajar berhalangan hadir. Katanya ingin membantu kucingnya lahiran. Ahh... Pak Supri. Guru tergaje abad ini.
"Lo waras kan?" tanya Bella takut-takut. Tawa Alana kali ini terlalu berlebihan, mengarah pada menyeramkan.
Bagaimana kalau Alana kesurupan? Atau lebih parah lagi gila?, pikir Bella.
"Waraslah! T-tapi hahahha... Ga bisa gue kalo ga ketawa, ini lucu banget." balas Alana masih di iringi tawanya yang menggelegar. Ga ada tuh ketawa alim ala ukhti.
"Nih liat," Alana menunjukkan ponselnya. Di sana sedang terputar video lawakan garing. Tidak lucu sama sekali menurut Bella. Malah terkesan biasa saja.
"Lucu dimana nya sih? Biasa aja ini,"
"Dih, selera humor lo aja yang dollar. Gue mah apa atuh. Retjeh doang," sarkas Alana. Mematikan ponselnya.
Lho? Eh? Ngambek?
"Lo ngambek Al?" pertanyaan bodoh Bella.
"Ga."
"Terus?"
"Ih Bellaaaa... Ga peka banget lo."
Bella menatap sendu pada Alana. "Ya mau gimana lagi kan? Kalo gue peka gak mungkin jomblo dari zigot gini," ucapnya menepuk pundak Alana.
"Bener juga," balas Alana membuat Bella melotot padanya.
"Tega bener. Dahlah, gue mau give away hati aja kalo gini,"
"Emang ada yang mau?"
"Jlebnya sampe empedu nih Al,"
🐰🐰🐰
Keano beserta ketiga sahabat satu spesiesnya itu sedang berada di kantin. Memakan sepiring batagor bersama-sama. Siswa-siswi lain menatap mereka heran. Padahal orang kaya, apa tidak mampu membeli sepiring sendiri?
Lalu dengan santainya Keano membalas,
"Hemat pangkal kaya. Kalau bisa bareng kenapa harus alone? Bukan begitu anak-anak?"
"IYA OM!" jawab tiga curut itu serempak. Mengundang tawa orang-orang disekitar mereka.
Keano menyomot batagor terakhir. Memakannya dengan lahap dan penuh penghayatan.
"Ahh... Ga kenyang..."
"Sama gue juga. Beli lagi dong No, masa kita makan berempat cuma beli 5 ribu doang," balas Hideki. Cacing-cacing di perutnya masih meronta minta di beri asupan.
"Ga bisa, gue harus hemat. Nanti biaya lahiran Alana dari mana?" balasnya berbisik.
Mengenai hubungan Keano dan Alana memang sudah di umumkan. Tapi hanya sekedar pacaran, tidak lebih. Meskipun begitu, sudah cukup membuat murid-murid di sekolah heboh. Tak menyangka sang Ketua basket itu memacari anak ipa seperti Alana.
"Qi, ternyata hemat sama medit beda tipis yah," bisik Kavin pada Shauqi. Dibalas anggukan cepat oleh cowok itu. "Gue rasa ini lebih ke medit sih,"
"Alesan. Lagian lahirannya masih lama ya Ujang! Gaya doang si babi satu ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Teen Fiction15+ Kejadian tak terduga terjadi. Keano tak pernah menyangka, bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah di usia yang sangat muda. Umurnya baru di menginjak angka 17 tahun ini. Tapi, Keano tak menganggap hal ini adalah bencana. Justru ia sangat bersyuk...