Sah🐰

3.4K 268 19
                                    

"Sah dulu, baru Aah... Ahh..."

-Kavin-



HAPPY
READING
🐰




Seminggu.

Hari ini tepat seminggu setelah kejadian 'berdarah' yang menyebabkan hilangnya keperawanan Alana.

Keano, Alana beserta keluarga mereka sedang sibuk-sibuknya menyiapkan acara untuk ijab qobul besok. Mereka berwara-wiri kesana-sini seperti setrikaan. Bikin puyeng.

"No, liat kancing bajunya Mama gak?" tanya Saras pada Keano sambil menunjuk dasternya yang kehilangan satu anak itu.

"Ya mana Ano tahu ma. Coba aja tanya Papa," jawab Keano santai.

"Bener kamu. Pasti gara-gara tadi malam papa kamu minta jat-" Saras menutup mulutnya seketika. Hampir keceplosan.

"Jat? Jat apa Ma? Jatah?" tanya Keano dengan senyum curiga. Menaik-turunkan alisnya yang tebal bak ulat keket.

"Ah enggak, mana ada. Udah ya, mama mau bantu-bantu di sana dulu," Saras meninggalkan Keano segera. Berlari kecil dengan pipi yang memerah.

"MA! KEISHA GAMAU PUNYA ADEK KATANYA!" teriak Keano tanpa malu. Lalu tertawa terbahak-bahak setelahnya.

Alana datang, mendekati Keano yang masih asik dengan tawanya yang menggelegar.

"Ketawain apaan lo No?"

"Eh?" Keano melirik Alana yang berdiri di sampingnya. "Itu... Si mama hahahaha... Abis ngasih hahahha... Papa hahahhaha... Jatah hahahah." ucap Keano yang masih tidak bisa mengontrol dirinya.

"Ngomong apaan coba? Gak jelas!"

"Biarin ye. Udah, calon bini mending duduk aja sana," tunjuk Keano pada kursi di dekatnya.

Alana menurut saja. Lagipula ia memang sedikit kelelahan. Keano mengikuti Alana, lalu duduk di sebelah calon istrinya itu.

"Al,"

"Hm?"

"Lo udah ngerasa mual-mual?" tanya Keano tiba-tiba.

"Mual-mual?" Beo Alana. Keano mengangguk semangat, "Iya, mana tahu benih gue udah berkembang hahahah,"

Plak!

Alana menggeplak jidat Keano. Meninggalkan bekas kemerahan di kulit putih cowok itu.

"Aih... Atit tahu!"

"Bodo! Lagian lo bicarain apaan sih, aneh-aneh aja,"

Keano memegang kedua pundak Alana. Menatap cewek itu dengan tatapan yang di buat serius.

"Nih ya, gue gak bicarain yang aneh-aneh. Tapi ini tuh fakta. Ya mana tahu kan, lo udah hamil anak gue," katanya sungguh-sungguh.

Alana berdeham.

"G-gue gak tahu. Tapi... Gue udah telat datang bulan,"

"Berapa lama?"

"Seharusnya tanggal 7 kemarin gue udah dapet, sekarang aja udah tanggal 11, tapi gue blom dapet juga," Alana berucap sambil menatap lantai. Mungkin ada uang yang jatuh.

"Nah! Ini adalah sebuah pertanda!"

"Pertanda apaan?"

"Bisa jadi lo lagi hamidun, coba cek!"

Alana memutar bola matanya malas. "Males gue. Besok aja deh, gue juga gak yakin."

"Lo harus yakin! Percaya sama gue, lo pasti lagi hamil. Ciyus deh,"

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang